Gadis itu tetap bertahan pada posisi nya walau pun rintikan air sudah memebasahi nya sejak sejam yang lalu. Ia merasa hidup nya benar benar hancur saat itu juga. Orang yang biasa nya selalu menjadi tempat nya bersandar kini telah pulang menyusul mama nya yang sudah sangat lama tidak ia temui.
Mata gadis itu memerah berupaya menahan cairan bening itu agar tidak turun. Ia tidak ingin menangis karena ia tahu seseorang itu tidak suka melihat nya menangis.
Ia memeluk erat batu nisan itu sebelum memejam kan mata nya erat. Semua ini karena nya. Kini ia membenar kan ucapan keluarga nya dulu yang begitu menohok hati nya. Mereka benar. Ia hanya pembawa sial.
Tidak seharu nya ia hadir kedunia ini. kehadiran nya hanya membawa sial untuk semua nya dimana pun dia berada.