"Sasuke-kun, tolong jawab pertanyaanku, oke? Makhluk apa yang kau lihat saat kau pergi bersama keluargamu?" tanya seorang pria setengah botak yang mengenakan kimono khas seorang onmyouji pada Sasuke yang tertunduk dan mengeluarkan aura kelam di sekeliling tubuhnya. Sasuke hanya menggeleng kaku, tatapannya terpaku ke tatami di bawahnya. Onmyouji itu lalu berusaha memegang pundak bocah 4 tahun itu, sebelum akhirnya tersengat oleh aura kelam di tubuh Sasuke.
Onmyouji bernama Nichimonji Hamada itu terdiam, lalu menatap Sasuke dengan seksama untuk meneliti aura kelam yang menyelimuti tubuh anak itu. Aura itu tidaklah pekat, cenderung terlihat seperti sebuah membran tipis bagi orang-orang yang mampu melihat hal tak kasat mata. Akan tetapi, konsentrasi energi yang meluap dari aura kelam itu sangat tinggi, seolah hanya dengan ledakannya saja bisa menghancurkan seisi rumah itu.
"Bagaimana, Nichimonji-san? Apa kau bisa menyembuhkan Sasuke-kun dari ketakutannya?" Mitsuki bertanya pada Hamada sambil menatap khawatir kearah putranya. Di samping ibu 2 anak itu, Reza sang suami duduk sambil memangku putri mereka, Yukari. Ketiganya menatap khawatir sekaligus takut terhadap Sasuke yang terus-menerus diam seperti boneka semenjak kejadian di pasar. Anak itu sama sekali tak merespon apapun, kecuali saat ia merasakan aura dari roh jahat yang mendekat ke arahnya.
"Dia sudah berada dalam kondisi yang parah, Reza-san, Mitsuki-san. Aku menyarankan agar kita melakukan ritual pengusiran setan secepatnya," ucap Hamada sambil menyeka keringat di dahinya.
"Apa tidak ada cara lain, Hamada-san? Putraku masih kecil dan dia masih belum mengerti apa-apa tentang hal yang tidak seharusnya dia dekati," tanya Mitsuki dengan nada khawatir. Instingnya sebagai seorang ibu membuatnya merasa kasihan apabila putranya harus menjalani prosesi ritual pengusiran setan yang terkenal memakan waktu dan memiliki bahaya yang tidak bisa dijelaskan dalam pelaksanaannya.
"Sayangnya tidak, karena tubuhnya mengeluarkan Aku no Ōra (aura jahat) yang tidak biasa, ditambah lagi, yang kita hadapi ini bukan iblis biasa, melainkan Kuchisake Onna," jawab Hamada tegas. Jawaban itu tentu saja mengejutkan bagi Reza dan Mitsuki, karena mereka tahu makhluk seperti apa yang mereka hadapi sekarang.
~AnM: Rei~
Kuchisake Onna adalah hantu dalam legenda Jepang yang berwujud layaknya perempuan bertubuh ramping. Sekilas, ia tak bisa dibedakan dengan manusia biasa karena dia menutupi wajahnya dengan syal atau penutup mulut lainnya. Akan tetapi, bila syal atau penutup mulutnya dibuka, maka akan terlihat bahwa ia memiliki mulut yang robek hingga mencapai telinganya.
Dahulu, saat masih hidup, Kuchisake Onna adalah seorang wanita yang sangat cantik dan merupakan seorang istri dari samurai terkenal di zamannya. Kecantikannya itu mengundang banyak perhatian dari para lelaki, sehingga banyak lelaki yang ingin menjadikannya sebagai seorang selingkuhan. Pada dasarnya, Kuchisake Onna memang orang yang senang menjadi pusat perhatian, jadi ia pun menerima tawaran para lelaki itu dan diam-diam berselingkuh dengan mereka.
Namun, akhirnya perselingkuhan itu diketahui oleh sang samurai berkat para pelayan setianya. Sang samurai yang mengetahui perselingkuhan itu pun murka, lalu memenggal kepala semua lelaki yang berselingkuh dengan istrinya. Tak sampai disitu saja, sang samurai juga menebas mulut istrinya yang telah ketahuan berselingkuh, lalu berkata, "Dengan ini aku menceraikanmu, wanita jalang! Kita lihat siapa orang yang masih tertarik padamu setelah aku menebas mulutmu seperti ini!"
Perempuan itu akhirnya menjadi gila setelah diceraikan dan dijauhi oleh masyarakat karena penampilannya yang mengerikan. Di dalam hatinya tumbuh dendam kesumat untuk membuat orang-orang merasakan penderitaan yang dia rasakan sekarang. Maka, perempuan itu pun mulai menculik anak-anak yang melintas di depannya satu persatu dan merobek mulut mereka hingga mati dengan menggunakan gunting. Aksinya ini terus berlanjut hingga akhirnya diketahui oleh warga dan ia dijatuhi hukuman. Perempuan itu dibakar hidup-hidup hingga mati, meski begitu, arwahnya yang penuh dendam tak mau beristirahat dengan tenang, dan ia pun terus meneror warga dalam wujud Kuchisake Onna.
~Anm: Rei~
Melihat tak adanya pilihan lain, Reza, Mitsuki, dan Hamada pun menyepakati bahwa mereka akan mengadakan ritual pengusiran setan untuk Sasuke kecil. Ritual itu akan dilaksanakan tepat pada malam bulan purnama di kuil Fushimi Inari Taisha, tepat saat bulan mencapai titik tertinggi di langit. Semua persiapan pun dilakukan oleh Reza dengan dibantu oleh dua karyawan kepercayaannya, Sawayama Ichiro dan Karasumaru Ichika.
Meski malam bulan purnama baru akan terjadi seminggu lagi, Reza tetap memilih untuk menyiapkan segala sesuatunya lebih awal. Hal itu dikarenakan ia tak mau ritual itu gagal hanya karena persiapan yang kurang matang. Di sela-sela kesibukannya dalam mengurus kedainya, ia dibantu oleh Ichiro dan Ichika untuk menyiapkan peralatan yang akan diperlukan oleh Nichimonji Hamada dalam melakukan ritual pengusiran setan.
Sementara itu, Mitsuki hanya bisa menunggu di rumah sambil mengurus Sasuke dan Yukari. Akhir-akhir ini, Yukari menjadi semakin rewel sehingga Mitsuki terpaksa sedikit mengabaikan Sasuke yang masih terdiam seperti boneka. Segala cara sudah Mitsuki coba untuk membuat Sasuke merespon panggilannya, tapi tetap saja tidak membuahkan hasil. Malahan, aura kelam yang dikeluarkan oleh tubuh Sasuke semakin membesar, membuat Yukari menjadi rewel karena takut pada kakaknya.
Seperti pada pagi hari ini, Yukari terus-menerus merengek pada Mitsuki kalau dia tidak mau tidur seruangan dengan Sasuke. Yukari juga tidak mau melepaskan pelukannya dari tubuh sang ibu, padahal Mitsuki sedang menyuapi Sasuke. Setiap kali Mitsuki coba melepaskan Yukari dari tubuhnya, anak itu langsung saja menjerit ketakutan, apalagi saat melihat wajah kakaknya.
Entah kenapa, Yukari bisa melihat bahwa mata kanan Sasuke berwarna biru polos dengan sebuah garis lurus di tengah-tengah matanya. Sementara mata kirinya memiliki sklera berwarna hitam dengan iris biru elektrik yang seolah-olah mengobarkan api berwarna biru. Belum lagi, tangan kanan Sasuke mengeluarkan aura yang sangat menyeramkan bagi Yukari, seolah-olah Yukari melihat sebuah topeng Hanyo (topeng iblis khas Jepang) di bahu kanan Sasuke.
"Okaa-chan, Yuuka-chan tidak mau berada di dekat Sasuke-oniitan! Kowai desu yo! Onii-tan kowai! (Aku takut! Kakak menakutkan!)" rengek Yukari sambil mencengkram kaus merah muda yang dikenakan oleh Mitsuki. "Demo, Yuuka-chan, Sasuke-oniisan wa tabenakya ikenai, Sasuke-oniisan ga onakasuita-ra zan'nen, (Tapi, Yuuka-chan, Sasuke-oniisan harus makan, kan kasihan kalau Sasuke-oniisan kelaparan,)" ujar Mitsuki mencoba memberitahu putrinya.
"Demi, Okaa-chan, Sasuke-oniitan wa totemo bukimidesu. Yuuka-chan kowai, (Tapi, Okaa-chan, Sasuke-oniitan menyeramkan sekali. Yuuka-chan takut,)" Yukari kembali merengek, kali ini dengan nada seperti hampir menangis. Mitsuki menghela nafas lelah, lalu meletakkan mangkuk berisi bubur dan sendok ke sebuah nampan di samping Futon (kasur lipat) milik Sasuke. "Yuuka-chan, chotto gaman shite, mōsugu Okaa-san ga Onii-san ni esao yaru, (Yuuka-chan, sabar sedikit ya, sebentar lagi Okaa-san selesai menyuapi Onii-san mu,)" bujuk Mitsuki seraya mengusap-usap punggung putrinya.
"Yuuka-chan wa shitakunai! Yuuka-chan wa mou machitakunakatta! (Yuuka-chan tidak mau! Yuuka-chan tidak mau menunggu lebih lama lagi!)" Yukari kembali merengek. Yukari lalu menangis keras, membuat Mitsuki terpaksa membawa Yukari pergi dari kamar tempat Sasuke duduk terdiam. Tak lama kemudian, sebuah cahaya pun muncul di samping Sasuke, menampakkan sesosok gadis berambut pirang keperakan dengan busana seragam sailor khas siswi SMP di Jepang.
Gadis itu lalu berjalan mendekati Sasuke, lalu meraih mangkuk berisi bubur dan sendok di samping Sasuke. "Tuanku, tuan harus makan, jika tidak, tuan bisa sakit," ucap perempuan yang tak lain adalah Merlin Vi Merlion itu. "Chan eil mi ag iarraidh! Faigh am biadh sin bhuam mus cuir mi às thu! (Aku tidak mau! Singkirkan makanan itu dariku sebelum aku membunuhmu!)" Sasuke berkata dengan menggunakan bahasa yang terdengar asing bagi orang Jepang biasa.
"Ach, a thighearna, mura ith thu e, cha bhith neart agad airson an creutair a tha ag amas air do bhràthair beag a mharbhadh, (Tapi, tuanku, jika anda tidak memakannya, anda tidak akan memiliki kekuatan untuk membunuh makhluk yang mengincar adik anda itu,)" bujuk Merlin dengan menggunakan bahasa yang digunakan Sasuke tadi. "Cò thusa... Carson a tha fios agad gu robh mi a 'feitheamh ris a' chreutair sin..... (Siapa kau... Kenapa kau tahu kalau aku menunggu kedatangan makhluk itu.....)" tanya Sasuke sebelum menoleh kearah Merlin dengan gerakan kaku dan patah-patah.
"Is e seirbheiseach Merlin, do sheirbheiseach earbsach, ****** *****, ******, (Hamba adalah Merlin, pelayan kepercayaan anda, ****** *****, ******,)" ucapan Merlin pelan seraya menundukkan kepalanya dengan anggun. Telinga Sasuke berdengung keras saat Merlin menyebutkan kata-kata yang terdengar kabur itu. Kedua mata bocah itu berangsur-angsur kembali ke warna aslinya, yakni hitam kelam, dan tangan kanannya pun berhenti mengeluarkan aura kelam.
"Heika-sama, watashi ni anata o yashinawasete kudasai, (Yang Mulia, tolong biarkan hamba menyuapi anda,)" bujuk Merlin sambil menyodorkan sesendok bubur ke mulut Sasuke. Bocah itu mengangguk pelan dan mulai membuka mulutnya. Sasuke akhirnya mau memakan makanan yang tadi disiapkan oleh ibunya, meski harus disuapi oleh Merlin. Anak itu makan dengan lahap hingga bubur dalam mangkok itu tandas, lalu meminum segelas susu dengan dibantu oleh Merlin.
"Bagaimana perasaan anda sekarang, Heika-sama?" tanya Merlin seraya duduk bersimpuh disamping Futon Sasuke. "Jauh lebih baik, Marin-oneesan. Terima kasih sudah mau menyuapiku," jawab Sasuke seraya menoleh kearah Merlin dan tersenyum. Merlin dibuat terpana saat mendengar ucapan terima kasih dari tuannya, kedua pipinya mengeluarkan semburat merah muda karena tersipu.
"Tentu saja, Heika-sama, apapun akan saya lakukan demi kesehatan anda," ujar Merlin seraya tersenyum. "Marin-oneesan, bisakah Onee-san membawaku keluar? Aku ingin jalan-jalan," pinta Sasuke seraya menggenggam tangan kanan Merlin. "Tentu saja, Heika-sama, keinginanmu adalah perintah bagiku," ujar Merlin mengiyakan permintaan Sasuke. Gadis itu menggendong tubuh kecil Sasuke dalam dekapannya, lalu menciptakan sebuah lingkaran cahaya di depan mereka.
Sasuke memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya ke pundak Merlin saat gadis itu mulai memasuki lingkaran cahaya yang ia ciptakan. Tepat saat Merlin memasuki lingkaran cahaya itu bersama Sasuke, pintu kamar itu terbuka lebar, menampakkan Mitsuki yang berdiri di ambang pintu. Mitsuki berteriak meminta Merlin untuk menghentikan langkahnya, seraya kedua kakinya tergerak untuk mengejar Merlin dan putranya.
Naas bagi Mitsuki, ia tersandung oleh mainan Sasuke yang membuatnya terjatuh ke lantai. Saat Mitsuki menoleh keatas, Merlin sudah keburu lenyap ditelan lingkaran cahaya miliknya dengan membawa serta Sasuke bersamanya. Lingkaran cahaya itu pun memudar, menyisakan Mitsuki yang berteriak-teriak memanggil nama Sasuke.
つづく