Winona menutup telepon, masih menunjukkan rasa malu. Atika, ibu Tito itu, terlalu antusias dan terus memintanya untuk tinggal di rumah Keluarga Jusung saja. Jika Winona ke ibukota, dia bisa tinggal di rumah keluarga itu selama yang dia butuhkan. Namun, Winona harus tinggal beberapa bulan untuk menemani kakeknya. Mereka tidak saling mengenal, jadi Winona sedikit malu.
Pak Tono bersandar di ranjang rumah sakit. Begitu Winona selesai berbicara di luar dengan ayahnya, pintu bangsal dibuka. Pak Darmawan pertama kali masuk dengan tasnya. Pak Tono bertanya, "Ini bukan waktunya untuk bekerja, kan?"
"Aku dengar ayah setuju untuk dioperasi."
"Kamu terus berbisik di telingaku, aku jadi kesal. Aku tidak punya pilihan lain selain setuju."
"Aku juga mempertimbangkan tubuh ayah." Pak Darmawan tersenyum, menoleh untuk melihat Tito di samping. Tito sudah berdiri dan berinisiatif untuk menyambutnya.
"Halo, paman."