Sepertinya langit berkehendak mempermainkannya. Bisa-bisanya dirinya tersandung kaki seorang pria yang lewat dan terjatuh. Bukan rasa sakit yang Joy pedulikan melainkan kehebohan yang akan muncul setelahnya dan menarik perhatian orang-orang. Terutama, James Hall. Joy akan menghadapi bahaya ketahuan dalam permainan penyamaran ini.
Tidak punya waktu untuk dileha-leha, Joy bangkit berdiri mengabaikan pertanyaan khawatir pria itu dan gerombolan lady muda lainnya. Joy mulai berlari. Dirinya merasakan kehampaan di kaki kirinya yang disertai lari terpincang-pincang tidak menyenangkan. Sepertinya sepatu hak tingginya terjatuh saat mencium lantai tadi. Joy melayangkan tatapannya ke sekeliling dan hanya menemukan lautan orang yang kini kian ramai mengerumuninya.
Gawat! Bahkan bapak-bapak yang mengerumuni Hall mulai memperlihatkan ketertarikan mereka. Jantung Joy berdetak kencang bagaikan berdetak di tenggorokannya. Joy memaksakan senyuman baik-baik saja, dan berjalan menuju gerbang kediaman Viscount White dengan merelakan sepatu hak berenda putih barunya.
Joy melangkah tertatih menuju luar yang mana kereta kuda tiap tamu berdiri menunggu. Ia langsung menghampiri kusir kereta yang memiliki simbol keluarganya. Joy disambut Eireen yang telah menunggunya sejak lama. Tatapan mata gadis itu di penuhi tanda tanya besar. Tak menunggu Eireen menyemburkan serangkaian pertanyaan, Joy telah menarik pintu kereta dan bergegas masuk. Ia dengan sangat waspada memerhatikan sekitarnya siap berperang. Dirinya langsung menghela napas lega. Untunglah, tiada gerangan Hall sang opurtunis itu.
"Masuklah. Aku ingin SEGERA pulang." ucapnya menekankan pada Eireen. "Akan kuceritakan dalam perjalanan."
Eireen menangguk menuruti permintaan majikannya. Ia beranjak masuk meneriaki sang kusir kemudian menutup pintu. Kereta mulai bergerak.
+++
James yakin dirinya tak berhalusinasi. Sudah seminggu sejak pertemuannya dengan Eireen dan bayang-bayang wanita itu selalu muncul dimana saja. Mau itu di meja kerjanya, ruang makan, maupun kamar tidurnya. Semula James mengira masalahnya adalah dirinya telah 3 bulan tidak menyentuh perempuan. Ternyata salah. Walau dengan janda simpanannya sekalipun bayang-bayang Eireen tak sekalipun lenyap. Lebih gila lagi, ia bahkan melihat janda Marquess Pancher sebagai Eireen dan meneriaki nama wanita itu saat keduanya berhubungan intim. Alhasil, ya James ditampar.
Tapi ini jelas bukan halusinasinya bukan? James bahkan telah menyubit tangannya demi memastikan. Barusan seorang wanita yang mengenakan gaun biru berenda putih yang sangat mirip pelayan itu keluar dari kediaman Viscount Blackborough tepat saat James merasakan tatapan aneh yang membuatnya tak nyaman. Tentu saja bukan tatapan para lady kesepian atau pun gadis muda yang mengagumi ketampanannya. namun tatapan menusuk, layaknya tatapan rival perdagangannya.
Namun, detik ketika ia ingin menghampiri sang lady yang berjalan tergesa-gesa tersebut, Earl Hankins malah menepuk pundaknya dan memulai perbincangan. Menyebabkan ketika James menoleh, kehilangan sosok tersebut.
James bergegas mengakhiri percakapan dan mengejar ke arah lari gadis tersebut. Lebih tepatnya ke arah gerbang keluar kediaman Viscount Blackborough. Berbagai kereta kuda dengan simbol keluarga terlihat jelas di hadapan James. Namun, tiada gerangan gadis itu. Apa dirinya berhalu lagi? James mengernyit, lagi pula tak masuk akal juga seorang pelayan datang menghadiri pesta keluarga bangsawan dengan gaun mahal.
Memikirkannya, James makin sakit kepala saja.
Ini benar-benar sangat parah. James merasa dirinya sebentar lagi akan gila. Pelayan itu muncul dimanapun. Bahkan dalam mimpinya dengan berbagai wujud yang menggiurkan menggunakan berbagai macam godaan tanpa busana berselimut di ranjang James. Ya Tuhan! Lebih mengjengkelkan lagi, James sangat bergairah walau tahu ini hanyalah halusinasinya belaka.
Sama halnya dengan kali ini. Entah kenapa James sedikit kecewa. Sudah seminggu ia tidak melihat wajah cantik pelayan itu. James merindukannya. Tunggu, merindukan? Astaga, James mendengus. Apanya?! James menggeleng keras. Ia hanya tergoda akan tubuh wanita itu saja. Ya. Pasti hanya begitu. James menyakinkan diri.
"Mr. Hall, apa ada masalah?"panggilan Earl Hankins membuyarkan lamunan James.
James tersenyum simpul. Kembalikan badannya kembali ke dalam ballroom. "Tidak, sepertinya saya salah mengenali seseorang." Jawabnya beralasan.
Tanpa James tahu, orang yang dicarinya telah berada dalam kereta. Dan kini kereta mulai perlahan-lahan keluar dari perkarangan kediaman Viscount Blackborough.
To be Continue . . . . .
n/b: mohon like,komen, subscribe. . .. bukan. dan favoritnya teman-teman. happy weekend (^,^)