Sudah pukul tujuh malam, padahal tadi Rivan mengatakan kalau akan pulang cepat. Namun sampai sekarang belum ada kabar sama sekali dari lelaki itu.
Nadila yang hendak mengirimkan pesan untuk Rivan urung karena malu. Atau mungkin harga dirinya terlalu tinggi.
"Ah nanti kalau dikatain kangen, males," gumam Nadila. Dia sedang memegang ponselnya sejak tadi. Ingin menghubungi Rivan tapi ragu-ragu.
"Tapi udah laper," gumam Nadila lagi.
Ia bergerak menuju jendela, melihat restoran yang ada di bawah apartemennya. Tak masalah kan kalau misalnya dia makan dulu?
TING!
Pesan masuk ke dalam ponsel Nadila. Ia pikir Rivan yang mengiriminya pesan, tapi ternyata dari nomor tak dikenal.
08xxx: Nad, ini aku. Erik.
Nadila membulatkan matanya, Erik? Erik dapat nomor Nadila dari mana?
Nadila: Kenapa Rik.
08xx: Udah makan belum?
Pucuk dicinta ulam pun tiba, Nadila yang kelaparan untuk sesaat ingin menjawab belum. Tapi … bukankah Nadila memang belum makan?