Nadila merasa jika ada yang aneh dengan lelaki yang tengah duduk di depannya saat ini.
Mungkin ini hanya ilusinya saja. Tapi ketika dia mencoba untuk menampar dirinya sendiri, Nadila sadar jika saat ini adalah hal nyata kalau Rafa sungguh mengajaknya sarapan.
Ya meskipun dengan wajahnya yang menyebalkan.
Rafa pergi lebih dulu ketika Nadila masih sibuk dengan makanannya. Pembantu rumah itu yang bernama Bik Yum datang untuk membereskan.
"Papa Rafael ke mana Buk?" tanya Nadila ketika pembantu itu sibuk dengan meja makan.
"Dari tadi malam gak pulang Mbak. Soalnya ke Bandung ke pemakaman pamannya Pak Rafael," balasnya dengan logat medoknya.
"Oh. Terus yang tadi. Makhluk yang barusan ngilang ada di mana tadi malam?"
"Di rumah mbak. Tidur di rumah gak pergi-pergi tumben."
"Suka ngelayap ya Bik?"
"Iya, sampai bikin Pak Rafael pusing. Ngumpul sama temen kuliahnya dulu, padahal temen kuliahnya udah pada kerja semua. Terus mas Rafa masih nganggur sendiri."