"Sam!" sapa Hiro yang baru saja sampai di parkiran kampusnya.
Dia turun dengan Nadila, dan melihat Sam baru sampai dengan motornya. Tapi lelaki itu mengabaikan sapaan dari Hiro dan berlalu begitu saja seolah tidak melihatnya.
"Si Sam kenapa, apa gak denger aku panggil?" Hiro bertanya pada Nadila, tapi adiknya itu hanya menaikkan kedua bahunya.
"Mungkin marah karena bang Hiro udah mutusin Ratih," jawab Nadila asal.
Ya, benar juga. Mengapa Hiro tidak kepikiran sampai sana. Padahal dia sendiri tahu kalau Sam dan Ratih itu dekat.
"Kamu duluan aja deh, aku mau nyamperin Sam dulu," pamit Hiro. Dia berlari meninggalkan Nadila dan menyusul Sam yang saat ini sedang berjalan menuju lapangan basket.
Hiro masih berusaha mengejarnya, padahal langkah kaki sahabatnya itu tidak lebar dan terburu-buru. Namun cukup membuat Hiro kehilangan bayangan Sam.
"Sam!" panggil Hiro ketika tas berwarna hitam dan topi putih yang Sam kenakan terlihat di mata kakak Nadila tersebut.