"Ya udah kalau gitu, pacaran aja sama cowok."
"Boleh gak kalau aku pacaran sama Raga?"
Ekspresi Rasty jadi bergidik ngeri menatap Ten. Mengapa dia sangat percaya diri mengatakan itu padanya. Apa karena kelamaan di luar negeri dapat membuatnya jadi seperti ini?
"Apa sih, geli tau." Rasty kemudian menjauhkan diri dari Ten. Dia takut kalau ternyata lelaki itu tidak normal.
Bersama dengan Ten selama kurang lebih satu jam, membuat Rasty tak lantas mengobrol dengan lelaki itu. dia lebih suka untuk memainkan game di ponselnya atau mengambil foto pribadinya.
CEKLEK!
Suara pintu terbuka, Raga masuk membawa bungkusan makanan untuk Rasty malam itu. ia membawakan Rasty seporsi curry rice karena sejak tadi dia terus berkata kalau perutnya lapar.
Namun ketika masuk ke dalam apartemen, Raga terkejut melihat ternyata Rasty tak sendirian di sana. Ada Ten yang juga asik dengan ponselnya saat itu.
"Udah pulang?" sapa Ten, ia sedikit melirik ke arah Raga kemudian kembali menatap layar gawainya.