Aliran darah Ana berdesir, jantungnya berdegub mendengar kalimat yang begitu meyakinkan dari Rico.
Baru kali ini dia bertemu dengan lelaki yang bahkan berani melawan ibunya hanya untuk mempertahankan hubungannya.
"Apa kita kawin lari aja?" tanya Rico sontak membuat Ana menatap ke arah Rico.
Rico merapatkan tubuhnya pada Ana. Dia memegang pinggang Ana tiba-tiba kemudian memeluknya sangat erat. Kedua pandangan mereka beradu sampai tanpa sadar Rico mencium bibir Ana sekilas.
Ana membulatkan matanya kemudian mendorong tubuh Rico pelan.
"Jangan gila," desis Ana.
"Kamu yang udah buat aku gila," sahut Rico.
Ana keluar dari lift dan meninggalkan Rico di dalam lift sendirian. Untung saja malam itu lift hanya mereka yang menggunakan. Karena bisa menjadi perbincangan kalau sampai adegan tadi terlihat oleh orang lain.
Meski mereka saat ini tak bisa lolos dari kamera CCTV.
"Apa ini karma? Apa ini yang dirasakan Vira dan Raga kemarin?" Ana berjalan dengan gontai.