Ana menoleh ke arah pintu ketika mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Ia pun segera bergerak untuk membuka, demi melihat siapa yang datang di siang yang panas ini.
Jam sudah menunjukkan pukul dua. Raga baru sampai di apartemen ketika jam satu kurang sedikit tadi. Ia langsung masuk ke dalam kamarnya karena matanya masih mengantuk sebab kurang tidur tadi malam.
Ana pun tak banyak bertanya meski dia tahu kalau Raga sebenarnya tak benar-benar pergi ke rumah Bayu. Karena Ana menelepon Bayu untuk memastikan dan ternyata anaknya itu tidak ada di sana.
Ana sudah menduga kalau Raga berada di rumah Savira. Namun Ana lebih memilih untuk diam, karena bertengkar dengan Raga saat ini bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan.
Sebentar lagi dia akan pergi dan ia tak ingin membuat anaknya itu pergi dengan perasaan hati yang buruk.
"Siapa—ya?" tanya Ana bingung. Seorang wanita cantik berambut panjang cokelat terang berdiri dengan senyum di depan pintu.
Dia bukan Dina, Mita maupun Savira.