"Aku akan membiarkanmu, karena besok kita akan menikah." Pak lurah menyentuh wajah Delia dari samping, namun langsung ditepis oleh wanita itu. Dia masih merasa jijik jika mengingat apa yang sudah laki-laki itu lakukan padanya.
Pak lurah tertawa sarkas. Kali ini dia cukup berbaik hati pada Delia. Tapi dia tidak bisa berjanji akan terus seperti itu.
"Lihat saja nanti setelah kamu sudah menjadi istriku Delia. Kamu tidak akan bisa menolak segala sentuhanku. Karena jika kamu masih jual mahal, kamu akan merasakan apa itu siksaan," batin pak lurah tersenyum sarkas.
Sepanjang perjalanan Delia hanya diam dan hanyut dalam lamunannya. Dia masih mencoba mengingat wajah Hiro dan akan dia simpan jauh di dalam hatinya untuk selamanya.
Bahkan ketika pak lurah terus membual tentang pernikahan mereka besok dan apa yang akan mereka lakukan setelau menikah, Delia benar-benar tidak peduli.
