Kepala Rivan terasa pusing pagi itu, setelah semalaman ia meminum alkohol sendirian setelah kepergian Nadila.
Dia tahu kalau rahasia tersebut tak bisa dia simpan lama-lama. Sebab cepat atau lambat Nadila pasti akan tahu. Namun kenapa harus secepat ini? Rivan belum ingin berpisah dengan Nadila.
Rivan menurunkan kakinya satu persatu. Dia bergerak menuju kulkas dan mengambil air putih. Jam segini biasanya Nadila akan duduk menonton tv atau kalau tidak dia sedang mandi.
Namun sekarang—perempuan yang sedang hamil anaknya tersebut sedang pergi ke rumah orang tuanya. Semuanya berkat seseorang yang sudah ia duga sebelumnya.
Di kantor, sebelum Tasya pergi. Dia sudah mengatakan padanya jika dia tak mau hancur sendirian. Lalu kabar buruk pun menimpa Rivan, sebab dirinya dirumahkan selama tiga bulan atas insiden yang terjadi.
Raga tak bisa membantu. Karena itu sudah keputusan final dari departemen lain juga. Dua-duanya harus diberik sanksi, tergantung berapa tingkat kesalahannya.
