"Kamu yakin mau kerja di Jakarta?" tanya Rafael ketika mobil sudah melaju memasuki tol kembali.
"Iya," jawab Rafa pelan. Dia menyandarkan kepalanya di jendela kemudian menatap jalanan yang sedikit basah karena hujan.
Tadi dia mau ke mana? Ah pasti mau honeymoon, Rafa membatin.
Ia benar-benar sudah dibuat gila oleh Nadila gara-gara kejadian malam itu. mungkin Nadila melupakannya, tapi tidak bagi Rafa. Dia terbayang bahkan setelah Nadila sudah pergi dari rumahnya.
Terpesona? Atau jatuh cinta. Sepertinya salah satu di antaranya dia sedang menikmati perasaan itu.
"Raf," panggil Rafael.
Rafa menoleh. "Kamu ngelamun apa, papa panggil nggak ngerespon."
"Ngantuk Pa." Rafa menjawab singkat, memejamkan matanya. Dia sudah bertekad akan bekerja di Jakarta dan berada di dekat Nadila.
Yah, keputusan gila di seumur hidupnya.
**