Sebuah pesan masuk, lalu pesan Hiro masuk ke dalam ponsel Ratih. Awalnya senyum terbentuk di bibir Ratih. Namun berubah menjadi tawa yang samar karena pesan yang dikirimkan Hiro padanya.
Hiro: Ratih, kita putus ya.
"Putus, semudah itu?" Ratih meremat rambutnya sendiri. Ia pikir hubungannya dengan Hiro akan berjalan lebih baik setelah ini. setelah Hiro tidak mempermasalahkan mengenai masa lalunya yang cukup buruk bersama dengan Beni.
Namun nyatanya tidak. Ia harus menghadapi kenyataan jika Hiro memutuskan hubungannya sepihak, dan Ratih tahu jika alasan di balik Hiro meminta putus pasti ada campur tangan Nadila. Ya, Nadila wanita itu, tak perlu diragukan lagi.
"Rat, gue bawain makanan ini. Gue cuma dapet ini tadi di—" Sam berdiri di ambang pintu. Tidak meneruskan kalimatnya ketika menatap wajah Ratih yang sudah basah karena air mata yang sempat menetes.
"Lo kenapa nangis?" Sam berjalan mendekat. Ia duduk di samping Ratih sambil menyeka air mata sahabatnya tersebut.