"Hiro!" Seorang lelaki melambaikan tangannya ketika melihat bayangan Hiro muncul di parkiran angkringan malam itu. Senyumnya sumringah seakan senang bisa bertemu dengan teman lamanya itu.
"Kirain gak bakalan dibolehin kuliah sama bokap lo?!" ledeknya yang menunjukkan betapa akrabnya kedua orang itu.
Namanya Samudera, biasa dipanggil Sam oleh Hiro.
"Boleh, makanya gue langsung ke sini. Gimana? Kuliah lancar kan? Gak main cewek doang di sini?" Hiro memesan susu jahe untuk dirinya sendiri, tapi beberapa saat kemudian dia teringat dengan Nadila yang ada di apartemen yang belum makan sejak sore tadi.
Ia melirik ke kiri ke kanan, tak menemukan makanan yang pas untuk adiknya itu.
"Nyari apaan?" tanya Sam.
"Makan."
"Ini nasi kucing."
"Buat adek gue," balas Hiro dengan tatapan minta pemahaman.
"Nadila ikut ke sini? Wah, mana bebas lo punya pacar di sini. Padahal gue mau bawa cewek kalo lo sendirian di apartemen," decak Sam senang. Hanya membayangkannya saja dia sudah kegirangan.
