Savira tersenyum sinis melihat Rafael begitu serius menatap layar gawainya.
"Udah sana, Dera pasti butuh bantuan kamu," sindir Savira.
Suara bel pintu terdengar. Mata Rafael dan Savira menoleh serempak ke arah pintu. Pasti Tika sudah datang untuk menjaga Nadila saat ini.
"Ibu mau nginep di sini sampai seminggu, sampai tokoku jadi. Kalo kamu gak ngizinin nanti biar aku sama ibuku dan Nadila tidur di toko," ucap Savira dia bergerak menuju pintu.
Wajah keduanya terpaksa dibuat senetral mungkin agar Tika tidak curiga. Tika tak boleh tahu pertengkaran antara suami istri tersebut.
"Aku gak bilang kalau gak boleh, Vir," desah Rafael.
Matilah sudah. Bangkai yang selama ini ia tutupi akhirnya ketahuan juga oleh Savira.
"Kalian ini kenapa? Wajahnya merah begitu," ucap Tika ketika melihat wajah Savira dan Rafael yang merah.
"Kepanasan Bu," jawab Savira.