"Tapi—kamu cuma mau kita berteman kan?" tanya Rasty.
Raga diam, mengamati wajah Rasty sangat lama. Kemudian dia tersenyum canggung lalu mengangguk.
"Hmm, iya."
Entah mengapa Rasty merasa sedikit kecewa, padahal sebelumya dia sudah menduga jika Raga akan mengatakan hal tersebut padanya.
Namun selalu saja sebuah penolakan itu akan terasa menyakitkan. Dan kali ini Rasty ditolak oleh Raga. Hanya saja caranya yang berbeda.
Lelaki itu menolaknya dengan masih menatapnya seperti seseorang yang sama sekali tidak mencintai wanita tersebut. Bukan. Melainkan dengan alasan lainnya.
Rasty kemudian tersenyum.
"Aku udah tau sih jawabannya," kekeh Rasty canggung. Dia berdiri kemudian bergerak menuju kamar mandi.
Di dalam kamar mandi, dia mengatur napasnya yang terasa sesak. Dia melihat kaca di depannya. Kemudian menatap pantulan wajahnya sendiri.
"Sejarah paling menyedihkan dalam hidup kamu ya Ras, ditolak sama lelaki. Baru kali ini kan?"