Sepulang dari sekolah Radit langsung mengurung dirinya di dalam kamar. Bahkan makan siang yang sydah Bi Ida siapkan tidak di dentuhnya sama sekali.
"Apa ini yang di maskut Mama tadi malam kalau gue harus benar-benar yakin untuk memilih Rara sebagainistri gue, sedangkan sekarang semua itu sudah terjawab. Tuhan sudah menunjukan siapa Rara yang sebenarnya.
"Lo kenapa tega sama gue Ra, tadinya gue benar-benar akan nerima elo meskipun mungkin gue belum bisa kasih cinta gue ke elo. Tapi kenapa justru elo yang nyakitin gue!" uuar Radit.
Arumi yang melihat Radit sedari tadi tidak keluar kamar pun segera mengetuk pintu kakar Radit.
"Radit, sayang kamu kenapa Nak?" tanyanya dari balik pintu kamar Radit.
"Radit gak papa kok Ma, Radit cuma lagi capek aja!" sahutnya.
"Mama tau kalau kamu sedang tidak baik-baik saja Nak. Ya sudah kalau kamu belum mau bercerita, mama tidak akan memaksanya!" ucap Arumi.
"Radit pun kemudin membuka pintu kanarnya dan segera memeluk sang mama.