Radit masih tidak habis fikir dengan Rara sahabatnya. Bisa-bisanya gadis itu mengira kalau Amel adalah gebetannya.
"Yelah, gebetan juga gak papa kali Dit. Dari pada sayang sama pacar orang!" cetus Rara.
"Sekali lagi lo ngomong gitu gue turunin lo di jalan," ancam Radit.
"Coba aja kalau lo tega, membiarkan cewek malam-malam pulang sendirian!" ujar Rara dengan tenang.
"Lo jelmaan apa sih, susah banget deh gue ngomong sama elo!" sahut Radit.
"Lo kira gue dedemit," protes Radit.
"Ya habis lo gak ada takut-takutnya dengan ancaman gue, ya gue kira kan lo manusia jadi-jadian!" ucap Radit.
"Emang dasar elo ya Dit, gak ada akhlak emang!" sahut Rara.
"Udah-udah ah, gue mau fokus nyetir aja," pungkas Radit.
Dan cowok itu pun benar-benar fokus mengemudi. Hening mengambil alih sampai di depan Rumah Rara.
"Makasih ya Dit, udah di anterin!" ucap Rara.
"Oke, gue langsung balik aja ya Ra!" pamit Radit.
"Lo gak mau mampir dulu?" tawar Rara.