Zita menyeret satu tubuh manusia yang penuh. Jejak darah terus memanjang setiap bidadari sinting itu mengambil langkah. Mulutnya mengembangkan senyum sumringah, sangat tidak singkron dengan matanya yang membelalak begitu lebar.
Zita melemparkan tubuh itu ke tengah-tengah jalanan besar itu.
"Terimakasih, sepertinya sudah cukup." Aiden memberikan senyum miring kepada bidadarinya itu, kembali menata tubuh-tubuh manusia tersebut sedemikian rupa.
Menelengkan kepala mengamati hasil karya Aiden, Zita bertanya. "Kamu membuat tulisan? Akan lebih bagus kalau kamu melakukannya dengan cara biasa, kan?"
Aiden terkekeh, menarik satu tubuh yang tadi dibawa Zita untuk melengkapi huruf E di tulisan yang dibuatnya. Karena darah masih banyak yang mengalir dari tubuh-tubuh yang menyusunnya, tulisan itu jadi mengilat disirami cahaya penerang dari tiang-tiang di alun-alun tersebut.