Monster bisa datang kapan saja. Atau Zita dan Aiden melakukan hal gila lagi. Rava tahu dirinya harus mempunyai energi untuk menghadapi hal-hal seperti itu bersama bidadari-bidadarinya. Maka dari itu, meski mual tak tertahankan masih bertengger di kerongkongannya, Rava tetap memaksakan diri untuk menyantap makan siangnya di ruang tengah. Seperti tadi pagi, kali ini Lyra membuatkannya bubur. Ia muntah saat tadi mencoba makanan padat.
"Kamu benar-benar hebat, ya?" celetuk Lois, mendatangi Rava sambil meneguk minuman kalengan. Ia baru saja menyelesaikan hukumannya. Kepalanya dihiasi sebuah bandana untuk menutupi tulisan eksibisionis.
Rava langsung mengamati dengan saksama kaleng merah yang dipegang Lois. Lois pun terkekeh dibuatnya.
"Tenang, ini soda, kok." Lois mengangkat kaleng itu, kemudian duduk di dekat Rava.
Lyra yang duduk tak jauh dari situ pun langsung menurunkan ponselnya, memberikan lirikan tajam nan menusuk kepada sang saudari angkat.