Herman memutar gas sepeda motornya dengan maksimal. Mulutnya terus berdecak sedari tadi. Ia merasa kendaraannya itu tidak cukup cepat membelah angin malam.
Dia lengah. Dia mengira Dini tidak akan terkena dampak dari semua ini. Bagaimanapun, Dini sudah tidak ada hubungannya lagi dengan para bidadari karena Bagas sudah tidak menjadi tuan dan kemungkinan besar malah sudah tewas. Namun, Herman lupa. Orang yang dihadapinnya adalah A.G, psikopat yang tindak-tanduknya tidak bisa diprediksi.
Herman baru saja mendapatkan pesan dari nomor ponsel orang yang mengawasi rumah persembunyian Dini. Alih-alih mendapat pemberitahuan bahwa semuanya baik-baik saja seperti biasa, dirinya malah dikirimi foto-foto yang mengerikan: si pengawas yang tergeletak penuh darah, anak Bagas yang menangis, serta Bagas dan Dini yang kondisinya begitu mengenaskan.
Aiden menyatukan suami istri itu sedemikian rupa, tentunya dengan cara keji tak bermoral.
Entah dengan metode apa Aiden bisa mengetahui rumah itu.