"Kenapa kamu sedih begitu, Et?" tanya Ione kepada Etria yang ikut berjaga di pasar kuliner.
Etria menyedot ingus yang ada di hidungnya. Matanya sudah begitu berkaca-kaca. "S-soalnya, bakpau mini yang kubuat itu bentuknya imut .... Tapi, harus dijual, dan nantinya digigit .... Jadi hancur."
Sedikit terkekeh, Ione menepuk pundak rekannya itu. "Sudahlah, namanya juga makanan. Yang penting kan, bakpau bikinanmu itu laris manis. Anak-anak suka sekali. Bu Sinta pasti senang."
Menahan air matanya, Etria mengecek ponselnya, memerhatikan foto bakpau-bakpau yang tadi dihiasnya. Ada yang berbentuk kepala panda, beruang, kucing, dan kelinci. "Hiks."
Ione lalu menoleh kepada Lyra yang duduk sendirian di meja pengunjung, tidak terlalu jauh dari lapak. Sejak berangkat ke pasar kuliner, sampai sekarang dagangan nyaris habis, Lyra terus saja merenung.