"Rava, aktifkan nomor tiga," pinta Kacia, mulai membidik ke langit. "Lalu, kalian mundurlah sebentar."
Meski tak tahu maksud bidadarinya, Rava membantu Stefan mundur. Marcel pun ikut membantu adiknya itu.
"Kamu kelihatan kayak orang bego pakai kacamata hitam begitu," cela Marcel.
Stefan cuma memberi sedikit cengiran. Ketika jarak para tuan dan Kacia sudah cukup jauh, Rava menekan tanda merah muda terakhir di lengannya.
"Aaarggggggggghhhhh!!!" Tanpa sebab yang jelas, angin kencang berhembus di sekeliling tubuh Kacia, membuat gaun tempur dan rambut cherry tuanya berkibar-kibar. Saking kencangnya angin itu, para tuan sampai terkena dampaknya. Rambut dan baju mereka pun turut bergelebar-gelebar.