"Nona Kedua, Tuan ingin bertemu."
Tania sedang menyendok nasi. Dia tidak mengangkat kelopak matanya ketika mendengar kata-kata pelayan itu.
Gesturnya penuh arogansi, sedangkan aura pada tubuhnya membuat para pelayan tidak berani mengangkat kepalanya.
Pelayan itu mengingat perintah Prapanca untuk segera menyuruh Tania pergi. Pelayan itu mengangkat kepalanya dan berkata kepada Tania lagi.
Setelah selesai, pelayan masih menemukan bahwa Tania masih duduk di sana dan makan, tanpa menggerakkan pinggulnya.
"Nona Kedua..."
"Aku tahu, setelah makan aku harus pergi."
Pelayan itu gemetar dan tidak berani berkata apa-apa lagi. Dia selalu merasa bahwa nona kedua bahkan lebih sombong dari sebelumnya ketika dia kembali.
"Di mana Larasati?" Tania bertanya dengan santai. Sejujurnya, Tubuh Primordial adalah orang yang sangat bangga. Dalam kehidupan Larasati sebelumnya, tubuh asli sebenarnya mengikuti jejak Wirabumi, tapi tanpa sengaja menargetkan Larasati.