Chereads / sederhana itu pasti / Chapter 1 - Bertemu dengan dia

sederhana itu pasti

🇮🇩ilyas_nurimanullah
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bertemu dengan dia

Pada saat pindah sekolah, aku sangat tidak bersemangat rasanya ingin pindah ke dunia baru tetapi masih menginjak tempat yang sama. Perasaan ku waktu itu bercampur aduk, mungkin karena sudah nyaman di sekolah lama dan tiba-tiba pindah sekolah. Aku membayangkan hal-hal yang aneh yang mungkin dapar terjadi nanti nya, dari mencari teman baru.

Pada saat tiba di sekolah baru dada ku berdetak sangat cepat entah seperti nonton film horor di bioskop saat malam hari, apalagi saat memasuki pagar sekolahnya perasaan ku sudah tak karuan, keringat dingin membanjiri tubuhku, dan rasa nya ingin pulang saja kerumah. Aku menuju ke ruang kepala sekolah, aku membuka pintu ruangan tersebut spontan kepala sekolah kaget dan memarahiku.

"siapa kamu?, datang kekantor saya gak pake salam atau mengetuk pintu" dengan muka marah nya.

"anu bu, saya murid baru pindahan" dengan wajah panik.

"kenapa kamu tidak mengetuk pintu atau mengucap salam sebelum masuk, apa sekolah lama kamu tidak mengajarkan etika?"

"di ajarin bu tapi saya tadi sangat grogi" wajah ku memerah malu

"oh .... grogi pantes badan nya bau" dengan nada meledek ku

Disaat itu aku malu sekali dan nyium - nyium badan sendiri sangking penasaran nya, padahal selama ini kalo grogi gak pernah bau badan nya. Setelah lama berbincang di ruang kepala sekolah dan sempet kena siraman rohani dari nya aku diajak keruang kelas, Aku ditempatkan di ruang kelas yang isi nya orang pintar semua, padahal aku sendiri orang nya gak pinter mengapa ditaruh di kelas orang - orang pinter. Aku langsung disuruh duduk oleh wali kelas ku, setelah itu aku disuruh memperkenalkan diri di depan kelas.

"silahkan perkenalkan diri nak" ujar guru ku

"oh iya bu, perkenalkan nama saya aksar suar saya pindahan dari sekolah SMA WIJAYA KUSUMA salam kenal semua"

ruangan itu sepi mendadak gak tau mungkin mereka yang gak ngerti atau aku yang terlalu berpikiran aneh, lalu wali kelas ku menyuruh duduk. Pelajaran pertama pun dimulai, suasana di dalam kelas sangat sunyi beda dengan kelas sebelah yang ramai nya udh kaya perang dunia 2, mereka sangat memerhatikan guru sampai gak gau tuh laler hinggap di hidung mereka. Bell istirahat berbunyi anak-anak kelas berhamburan keluar untuk menukar uang nya dengan makanan yang akan mereka santap nantinya sedangkan aku makan bekal yang dibawakan ibu tadi pagi, dan menyimpan uang buat pulang naik angkot. Aku melihat sekeliling kelas dan ada seorang perempuan yang mencari teman untuk diajak makan bersama, perempuan tersebut mendekatiku dan bertanya.

"Apakah aku boleh duduk dan makan bersama mu"

"oh iya silahkan" ujarku

kami makan udah kaya orang bisu gak ada perbincangan di antara kita. istirahat sudah selesai dan anak-anak kembali keruangan kelas nya masing-masing dan melanjutkan pelajaran sampai selesai. Setelah pelajaran selesai dan bell pulang pun telah berbunyi aku langsung cepat-cepat menuju luar gerbang sambil menarik napas udara luar yang segar dan aku memberhentikan angkot, saat ku periksa saku baju ku ternyata uang ku hilang, aku mencari dari kelas sampai kedalam celana dan baju ku seketika aku teringat bahwa uang yang tadi pagi dikasih oleh ibu tertinggal di meja makan, alhasil aku pulang dengan jalan kaki tetapi tak apa lah itung-itung nyari keringet dan olahraga. selama perjalanan pulang aku melihat perempuan yang tadi makan bersama ku, aku pun mendekati nya.

"hai!, ketemu lagi kita"

"hehehe iya jangan ngagetin gitu dong, BTW lu pulang jalan?" tanya nya

"iya nih, tadi pagi gak sengaja uang gw ketinggalan di atas meja makan"

saat kami berbicang dengan asyik nya tiba-tiba awan menjadi mendung dan meneteskan air dari balik awan-awan kelabu itu sehingga aku panik di buat oleh hujan.

"eh hujan nih, gimana?" ujar ku sambil panik

"tenang aja dikit lagi sampe kok keruma gw, lu tinggal neduh aja di rumah gw"

"dirumah lu?,, memang nya gak di omelin sama orang tua lu?"

"intinya mau neduh apa enggak nih" sambil meledek ku

akhir nya ku meneduh di rumah nya, sesampai nya di rumah nya aku tidak melihat ada orang yang menghuni sekeliling rumah sepi.

"rumah lu kok sepi?" sambil terheran-heran

"iya orang tuaku sudah lama meninggal dan aku sekarang tinggal sendirian dirumah. oh iya baru lu doang yang dateng kerumah gw" ujar nya

"tapi gak apa-apa gw masuk?"

"iya gpp"

akhir nya ku masuk kedalam rumahnya, aku duduk ruang tamu yang di samping nya ada lemari buku aku pun melihat-lihat buku tersebut dan tak kusangka aku menemukan buku yang sudah lama ku cari yaitu buku "sapiens" karya yuval noah harari.

"bentar ya gw ganti baju dulu, kalo mau baca-baca aja"

"ok, gw tunggu" ujar ku

aku membaca-baca buku tersebut sambil menunggu nya mengganti pakaian

"maaf lu nunggu lama ya?" ujar ku

"iya gpp, lagi asik juga baca nya" tak menghiraukan

"itu buku koleksi orang tua gw, dulu orang tua gw suka banget baca buku entah apa yang berbentuk tulisan pasti mereka baca" lugas nya

saat kami sedang asik berbincang ada 2 lelaki menggunakan jas datang, dan perempuan tersebut menyuruhku cepat-cepat mengumpat dan aku mengumpat di halaman belakang yang tak jauh dari keberadaan mereka. Dengan tidak sengaja aku mendengar obrolan mereka.

"mba, mau bayar hutang kapan?" ujar lelaki itu

"beri saya sedikit waktu lagi ya mas" memegang baju sambil ketakutan

"yasudah mba, kali mba belom bayar juga kami akan bertindak" dengan tegas

"iya pak saya akan bayar hutang nya"

kemudian dua orang lelaki tersebut pergi aku pun sontak mendekati perempuan tersebut sambil menenagkan nya "yang sabar ya". Tetapi perempuan tersebut tetap sedih, aku pun berpikir.

"bagaimana aku membantu lu?" ujar ku

"gak perlu gw bisa sendiri, gw gak mau lu ikut terlibat dalam masalah gw" dengan nada tersendu - sendu

"gpp gw ikhlas kok membantu lu"

"gak usah! mending sekarang lu pulang" dengan nada mengusir ku

"kenapa marah?" ujarku kembali

"mending lu pulang!!"

dengan wajah kecewa aku pulang ke rumah. diperjalanan aku berpikir bahwa perbuatan aku itu salah, aku pun berniat untuk meminta maaf besok nya.