Angel berdecak dan menghentakkan kakinya ke lantai dengan kesal. Ia benar-benar merasa dipermalukan oleh Levi di depan orang-orang yang ada di kantin.
"Ada apa, Angel?"
"Iya, kau sepertinya terlihat sedang kesal."
Kedua teman Angel yang tadinya duduk di tempat lain kini datang menghampiri gadis cantik primadona kelas itu.
"Menyebalkan! Berani-beraninya Levi mempermalukanku!" Angel menggerutu. Wajahnya kusut saking kesalnya. "Ini semua gara-gara gadis lusuh itu!"
"Memangnya apa yang kalian bicarakan tadi? Terlihat seperti serius. Aku tidak terlalu memperhatikan tadi."
"Tentu. Kau, kan, sibuk makan."
"Menu hari lebih enak dari biasanya. Memang kau tidak sadar?"
"Iyakah? Aku rasa sama saja. Tidak ada yang berbeda."
Angel mendesis kesal mendengar perbincangan kedua temannya itu. Gadis itu sampai mengacak rambutnya, frustrasi.
"Bisakah kalian diam? Aku sedang pusing. Kenapa kalian bukannya membantuku mencari cara agar bisa menjauhkan Levi dari Arin?"
