Levi bersandar pada gerbang sekolah.
Kedua tangannya terlipat di depan dada. Matanya mengawasi sekitar, mencari keberadaan seseorang.
Ia pun menilik jam berwarna hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah hampir tiga puluh menit ia menunggu kedatangan Arin. Gadis misterius yang ia temui di belakang sekolah kemarin. Entah apa yang membuatnya rela menunggu Arin di depan gerbang sekolah. Ia bahkan tak henti-hentinya menjadi sorotan siswi-siswi lain yang melintas di depannya. Sesekali mereka menyapa Levi dengan ramah, apalagi kalau bukan untuk mendapat perhatian dari laki-laki berparas tampan itu. Levi hanya membalas dengan anggukkan kepalanya.
Ia berdecak karena orang yang ditunggunya tak kunjung muncul. Apa gadis itu tidak berangkat ke sekolah? Apa jangan-jangan gadis itu belum pulang ke rumah karena tersesat?