Ken berdiri diluar cukup lama. Dia menatap menara tinggi dengan lampu yang masih menyala sangat terang.
Tangannya mengepal. Jiwa membunuhnya bangkit tapi Ken tidak akan mungkin melakukannya.
Setelah menatap terlalu lama, setelah tidak bisa berbuat apa-apa, Ken memilih untuk pergi menjauh. Sejauh mungkin supaya dia tidak lagi bertindak bodoh.
"Tuan!"
"Pergilah, Olin!" usirnya.
"Saya membawakan obat untuk Tuan," ucap Olin sembari memberikan obat pada Ken.
"Aku bukan Tuanmu yang baik hati. Saat ini aku sedang menjelma sebagai iblis jadi kalau kau masih ingin hidup, menjauhlah sejauh mungkin!" teriak Ken.
"Setidaknya, terimalah obat ini Tuan," Olin masih berusaha dengan niat baiknya.
"Apa kau sedang membantah perintahku?"
Olin meletakkan obatnya di atas kursi sebelum pergi meninggalkan Ken yang sedang kalut.
'Aku sedang tidak bernafsu dengan sebuah kebaikan!' batin Ken.
***