"Ekhem." aku sengaja berdehem pelan saat dia beranjak dari tempat.
Aku masih memejamkan mata gambar rasakan bahwa dia masih diam di sana.
"Balqis?"
Aku seketika tertawa saat melihat raut wajahnya yang tiba-tiba berubah karena kaget.
Mungkin dia merasa tertipu oleh sandiwara aku yang berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sedikitpun.
"J-jadi kamu engga tidur?"
Aku mengangguk lalu berusaha bangun. "Kamu mengatakan semuanya dengan penuh cinta dan tidak ada paksaan sedikitpun. Aku melihat ada banyak sekali hal yang telah kamu katakan dan bagus apa kamu katakan sebelumnya kepadaku. Aku sangat suka dengan semua ucapan yang telah kamu katakan tadi. Entah kenapa dalam setiap hal yang kamu katakan itu, kamu seperti menyimpan sebuah rahasia yang tidak bisa kamu katakan ketika aku masih berada dalam situasi yang sama. Kenapa kamu tidak mengatakan semuanya dengan jujur saja?"
