Chapter 26 - Syuting

Sulit untuk mendefinisikan program apa itu. Intinya, program tersebut bisa dipahami dengan hanya dilihat.

Kru filmnya sedikit, hanya berjumlah belasan orang. Ditambah lagi, mereka menempati ruang di studio untuk waktu yang lama. Ini juga mudah ditemukan di TV.

Merekam program semacam ini, selama tidak memenuhi hari libur tertentu, pada dasarnya sangat konyol. Kalimat pembukanya adalah "Selamat datang di XXXX. Hari ini, saya akan memberi rekomendasi hidangan hari ini, yaitu XXX!" dan kemudian pembawa acara memberitahukan keadaan cuaca di luar pada saat itu beserta ciri-ciri makanan yang cocok. Sebagai kesimpulan, pembawa acara akan memperkenalkan makanannya hari ini. Hidangan XXX, misalnya, dipastikan untuk memenuhi berbagai ciri-ciri yang baru saja disebutkan. Kemudian pembawa acara akan memperkenalkan berbagai bahan dan bahan. Lalu mereka memasaknya!

Bagian pengenalan dan bagian memasak direkam secara terpisah dan bersegmen.

Karena pengalaman memasak di depan kamera, Andi tidak butuh waktu lama untuk beradaptasi.

Tugasnya hari ini hanyalah masakan rumahan. Bahan dasarnya sudah siap.

Tidak ada yang salah dengan memasak, tetapi terjadi sedikit kesalahan saat memperkenalkan berbagai bahan, karena Andi lupa berbicara saat memasak. Dia pun terpaksa harus merekam ulang adegan tersebut beberapa kali.

Pokoknya, satu jam kemudian, Andi mengakhiri satu jam pengambilan gambar di Stasiun TV Sinan. Dia pun memegang tanda terima yang diberikan oleh kru kamera dan mengikuti panduan di belakang tanda terima. Setelah berpamitan, Andi menghubungi Sasha, dan berjalan ke tempat yang mudah dilihat di luar stasiun TV, menunggu mobil perusahaan menjemputnya.

Entah apakah Sasha sengaja atau tidak, tapi mobil yang menjemputnya adalah mobil logistik.

Pada akhirnya, tiga acara yang dikerjakan Andi pada dasarnya adalah memasak, memancing, dan menanam di rumah kaca. Kecuali acara memasak di TV Sinan, dua lainnya semua berada di pinggiran kota, dan mengemudi ke sana saja sudah membutuhkan waktu lebih dari satu jam.

Setelah Andi tiba, kru segera berangkat.

Acara memancing? Apakah yakin akan ada orang yang akan menonton pertunjukan semacam ini? Lupakan saja, pokoknya ada uangnya. Bukankah itu hanya memancing? Andi juga sudah pernah memancing di kehidupan sebelumnya. Siapa takut? Hanya saja, penempatan iklan ini agak lebih sulit, sehingga semua sisi gagang pancing harus menghadap ke kamera. Bukankah lebih baik jika dikatakan bahwa Joran XXX mensponsori gagang pancingnya? Dan juga, tolonglah, sediakan kamera portabel. Kenapa acara seperti itu harus direkam dengan kamera resolusi tinggi juga? Bisa saja adegan direkam secara panoramik, kapanpun dan di manapun, tanpa harus menggunakan kamera resolusi tinggi. Lalu diperiksa apakah gambarnya sudah pas.

Dua jam diperlukan hanya untuk pengambilan gambar. Hasilnya, juru kamera sudah lelah. Mereka harus merekam di dalam air, dan Andi harus melakukan apa yang disebut perkenalan dari ahli.

Andi berhasil menangkap beberapa ikan, dan kru mengatakan bahwa rekaman adegan memancing belum cukup, dan dia harus melakukan beberapa kali perekaman lagi. Untungnya, sutradara tidak mengatakan apa-apa, dan dia melempar ikannya kembali dan mengulang perekaman. Jika tidak, sepertinya Andi akan merasa muak.

Dan juga, acara bertanam di rumah kaca. Ini adalah program yang dibuat oleh pemimpin stasiun TV itu. Memangnya untuk apa orang-orang diberitahu bagaimana cara menanam? Haruskah orang belajar menanam di atap atau di balkon?

Dihadapkan dengan berbagai data seperti jumlah varietas yang ditanam dalam berbagai kelembaban dan suhu inkubator di rumah kaca, Andi benar-benar bingung. Dia benar-benar tidak paham! Dan dengan begitulah, dia tidak punya pilihan selain mendengarkan sang ahli bertanam di rumah kaca dengan serius. Andi bisa menjadi peran pendukung dengan tenang. Meskipun wajahnya tidak jelas, namun ekspresinya yang begitu serius membuat sang ahli itu mengangguk berulang kali. "Pemuda ini sangat cerdas, sering-sering datang ke sini kalau kau punya waktu!"

Andi dengan cepat mengatakan bahwa suatu bentuk kegiatan berteknologi tinggi ini bukanlah sesuatu yang dapat dia lakukan. Dia hanya merasa tercerahkan. Dia harus mempelajari segala macam ilmu agar tidak bingung!

Sepertinya orang itu juga memuji Andi dengan berbasa-basi. Setelahnya, mereka lupa.

Setelah menyelesaikan dua pengambilan gambar dengan kru yang sama, Andi merasa bahwa dia begitu cepat lelah. Setelah dia sibuk, Andi dengan sedih mendapati bahwa dia harus kembali sendiri, karena Sasha memberitahunya bahwa mobil jemputannya telah membawa dua orang lainnya ke lokasi lain untuk wawancara. Pada saat itu, Andi sedang sibuk syuting, dan Sasha tidak memberitahunya. Andi melewatkan saat yang penting.

Andi merasa hatinya mencelos.

Dia baru saja mengacau.

Dia berpikir, apa para dewa membukakan peta baru baginya untuk bertani? Sekalipun bidang pekerjaannya adalah pertanian, dulu mereka masih memberinya tempat di Tambang No. 16! Apa yang terjadi ketika tiga orang merampok tambang sekarang?

Setelah kembali ke rumah, dia segera masuk ke ruang depan dan tertelungkup seperti orang mati di sofa. Yenny langsung kaget. Dia habis syuting atau apa? Bagaimana bisa Andi lebih kelelahan daripada ketika menjadi pemeran pengganti dalam drama bela diri?

Setelah Andi menceritakan kisah hari ini, Yenny juga menatapnya dengan aneh. Dirinya juga dibawa oleh agennya ke suatu acara yang disebut acara pendidikan di stasiun TV hari ini. Tapi sebenarnya, program yang direkam adalah mengenai perkembangan bayi dalam waktu enam bulan. Acara itu singkatnya adalah kuliah mengenai reproduksi. Yenny menghabiskan hari yang canggung di stasiun TV. Untungnya, dia bukan satu-satunya. Ada dua artis wanita lain yang juga tercengang akan acara itu.

Pasangan muda itu memiliki wajah yang tak percaya. Apakah ini rutinitas sehari-hari para aktor kontrak kelas C? Yenny merasa dia baru saja mengunjungi pusat perbelanjaan kelas atas dengan santai, tetapi dia menoleh dan menemukan bahwa dia ternyata masuk ke pasar burung.

Andi mendapati untuk pertama kalinya bahwa ada begitu banyak acara di industri hiburan yang tidak dia ketahui!

=

Dua minggu kemudian, Sasha membawa orang-orang yang ditanganinya ke sebuah restoran di dekat perusahaan. Mereka disupiri oleh Goro, dan Sasha juga membawa asistennya, Riana.

Ada pula Bowo dan Safan. Mereka adalah lulusan dari dua sekolah seni, dan mereka seusia dengan Andi. Tapi pengalaman aktingnya hampir nol. Bulan ini, Sasha membawa dua orang tersebut untuk bekerja.

Dan tentu saja, ada Andi.

Setelah makanan dan minuman disajikan, Sasha mengangkat gelasnya dan berkata, "Terima kasih atas kerja keras kalian."

Ketiganya berkata bahwa itu bukan apa-apa.

Sasha tersenyum dan berkata, "Bohong namanya kalau mengatakan itu bukan apa-apa. Aku yang melihat jadwal kalian seperti ini saja menganggapnya konyol, belum lagi kalian."

Ketiganya berseru, "Bersulang untuk Mbak Sasha!"

Sasha berkata:, "Oke, aku tidak akan mengatakan apa-apa lagi. Makan saja dulu."

Jadi, dia meminum habis isi gelasnya, dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

Ketiga pria itu tentu tidak berani diam saja dan minum, dan kemudian masing-masing terbatuk.

Tajam sekali. Pasti kadar alkoholnya tinggi, pikir Andi sambil melegakan tenggorokannya.

Sasha tersenyum karena ketiganya tampak malu, dan menunjuk ke noda basah di lengan bajunya.

"Ini adalah pelajaran pertama yang akan kuajarkan: pura-pura minum saja. Meskipun kalian tidak banyak bersosialisasi untuk saat ini, luangkan waktu untuk berlatih. Jika tidak, jangan salahkan aku kalau kalian mempermalukan diri sendiri."

"Apa menurut Mbak Sasha ini masuk akal? Bagaimana dengan menghargai orang lain? 'Kan, kita harus saling bersikap baik?"

"Aku tidak keberatan kamu mau bersikap baik pada orang lain, tapi yang aku minta adalah kamu tidak harus dan tidak mungkin bisa mewaspadai semua orang."

"Bowo, pasti kamu berpengalaman dengan hal semacam ini, ya? Bagaimana, selama wawancara? Bagaimana rasanya menguap?" Bowo tampak malu.

"Tidak apa-apa, Safan. Aku sudah dipilihkan peran untuk tokoh laki-laki nomor tiga. Meskipun itu bukan film terkenal, tapi itu juga film. Mendapat untung dan dibayar. Toh aku tidak punya uang."

Safan tampak malu.

"Dan kamu, Andi? Kenapa kamu tidak bicara? Tidak terlihat seperti bayi yang penasaran sepanjang hari. Apa diam-diam kamu kesal padaku karena tidak mengajakmu ke tempat wawancara? Mereka berdua tadi sedang syuting dengan kru lain."