Chapter 76 - Xavier

Pak Ikang membawa lagu itu ke stasiun TV, kemudian langsung menemui editor yang akrab dengannya. Mereka bersiap untuk menyelipkannya ke bagian awal dan akhir program.

"Kang, kamu tidak bisa meluangkan waktu di jam kerja? Aku harus pulang kerja!" Editor itu berkata dengan kesal.

Pak Ikang menepukkan kedua tangannya. "Tolong, kali ini saja. Kita harus cepat!"

Melihat Pak Ikang sama sekali tidak bisa dipaksa, editor tersebut hanya bisa mengalah. "Aku tidak keberatan membantumu, tapi ini dihitung lembur!"

Pak Ikang langsung mengeluarkan dua bungkus rokok yang bagus. "Ini untuk sekarang. Ambil saja."

Mata editor itu berkilat cerah. "Setuju!"

Pekerjaan pascaproduksi adalah pekerjaan yang membosankan, sama seperti sutradara yang mau tidak mau harus pergi bersosialisasi. Banyak di antara editor program tersebut yang merokok untuk menghilangkan penat.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS