Chapter 188 - Putra (2)

Tidak usah membicarakan soal keuntungan kerabat. Setelah menyetujui permintaan mereka, memangnya ada yang mau memberikan uang begitu saja, dan kemudian mengabaikannya?

Oleh karena itu, ayah Andi di kehidupan sebelumnya secara langsung mengungkapkan sikapnya dengan tindakan: singkirkan kerabat itu, dan jangan pernah membiarkan kerabat itu datang lagi.

Yah, memang wajar kalau meminta imbalan setelah membantu kerabat. Tapi jika yang dipedulikan hanyalah uang, tidak usah membawa nama kerabat. Kalau seperti ini, mereka tidak akan mencapai apapun.

Andi juga memiliki sikap ini dalam hidup ini. Maaf saja, dia tidak mau menerimanya.

Setelah memberi isyarat kepada Riana untuk mengantarnya pergi, Andi sudah bersiap untuk beranjak.

Tepat pada saat itu, Pak Alfin tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Terima kasih, Pak Andi. Bapak lulus ujian!"

"Hah?" Andi dan Riana tidak tahu apakah mereka harus marah atau apa.

Apa-apaan ini? Tes karakter?

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS