Yenny mengenakan kaos hitam dengan keliman yang berantakan, tak lupa dengan mengenakan celana pendek denim. Rambutnya diikat ke belakang dengan asal. Kedua kakinya yang putih dan indah ditutupi celemek, tapi meski berantakan, kelihatannya tetap indah.
Andi duduk di meja makan dengan dagu ditopang di tangannya, melihat Yenny bergegas keluar. Kelihatannya, dia sama sekali tidak bergerak. Ketika diperhatikan lebih dekat, ternyata, fokus matanya sudah lama menyimpang. Tidak usah bicarakan soal tubuhnya; bahkan otaknya pun rasanya sudah korslet.
Makan malam sederhana dengan tiga hidangan pun disajikan di atas meja.
"Kita mau makan malam. Kenapa kamu malah bengong?" Yenny mengetuk mangkuk sup.
Dengan ujaran, "Oh" pelan, Andi memfokuskan tatapannya yang kosong. Setelah mengunyah beberapa gigitan, Andi tiba-tiba berkata, "Bagaimana kalau kita tarik kontrakmu, lalu kamu akan menandatangani kontrak kerja dengan Sinan TV? Bagaimana menurutmu?"