Nita dan Jihan awalnya mengira bahwa anggur Kevin dan Dias tidak akan jauh berbeda, tetapi setelah menyesap, mereka menyadari bahwa ada lebih dari sekedar perbedaan, itu seperti dua dunia yang berbeda.
Mereka berdua tidak bisa mengatakan apa yang salah, mereka hanya berpikir minuman Dias lebih enak, dan sangat nyaman untuk diminum.
Dua gelas anggur yang semula dituangkan Kevin juga sebenarnya enak, tapi jika dibandingkan dengan anggur yang dituang Dias, semuanya terasa kurang.
"Nita, Jihan, sekarang kalian tahu, ini memang karena minuman yang enak, bukan tentang teknik tangan Dias."
Pada saat ini, Kevin memandang Dias dengan dingin, tetapi tidak memperhatikan perubahan ekspresi kedua wanita itu. Ada sedikit kebanggaan dalam nadanya, seolah-olah mengungkap kebenaran dari kepura-puraan Dias.
Tapi begitu suaranya turun, Jihan menepuknya dengan sikunya dan berbisik."Kevin, anggur ini ... rasanya berbeda."
"Apakah lebih baik anggurku?" Kevin berkata dengan bangga.