"yang."
Krystal memegang tangan cowok dihadapannya itu sambil menatapnya dengan pandangan memohon.
"Udahan dong yang marahnya, aku minta maaf banget telat datang ke wisudaan kamu, tapi akhirnya aku datang kan," ucap Krystal. Sepulang dari apartemen Kaisar, Krystal buru-buru datang ke wisudaan Satria, sampai disana suasana sudah mulai sepi tapi untungnya Satria dan Jeno masih ada disana lengkap dengan gadis-gadis yang bergantian mengambil pose dengan Satria.
"Tapi kamu telat Tal," pekik Satria menatap Krystal kesal. Orangtuanya tidak datang ke wisudaannya karena malu ia lulus telat, eh Krystal malah ikutan enggak datang tepat pada waktunya.
"Ya maaf, tapi yang pentingkan aku datang," ucap Krystal, ya meskipun emang telat banget sih.
"Tapi kamu lebih mentingin si bos kamu yang nyebelin itu dibandingkan aku, sebenernya pacar kamu itu aku apa dia sih?"
"Ya kamu lah yang, amit-amit aku sama dia," Krystal bergidik ngeuri sedikit pun dia enggak pernah punya bayangan buat jadi kekasih mantan bosnya itu. Iya sih Kaisar ganteng, kaya, keren lagi tapi buat Krystal yang udah tahu banget sifat dan kelakuan absurd si bosnya itu Krystal yakin dia akan menjawab 'BIG NO!' kalau harus diminta menjadi pacar Kaisar. "Kamu tenang aja mulai sekarang dia enggak akan nyusahin aku lagi, aku udah resign dari perusahaannya," sambung Krystal sambil tersenyum cerah.
Satria yang sejak tadi menatap Krystal datar kini mulai bereaksi, lelaki itu menatap Krystal seolah tak percaya, namun ia juga tak dapat menyembunyikan kebahagiaan di wajahnya.
"Kamu serius?" Tanyanya membalas genggaman Krystal di tangannya.
Krystal mengangguk-nganggukkan kepalanya yakin.
"Akhirnya kamu bisa lepas juga dari manusia setengah jin itu," ucap Satria.
Krystal hanya tersenyum. "Kamu enggak marah lagi kan?" Tanyanya.
Satria menggelengkan kepalanya. Ia mendekatkan tangan Krystal ke bibirnya, dan mulai mengecupnya dengan lembut.
"Aku seneng kamu selalu ada buat aku Tal, terima kasih buat selalu bikin aku percaya kalau kamu punya aku," ucapnya.
Krystal terharu mendengarnya. Bagaimana bisa kekasihnya itu selalu menjadi yang termanis?
Namun sialnya suasana romantis itu tidak bisa berlangsung lama karena...
"Kak gue boleh nambah lagi yah? Laper banget sumpah!"
Bagus. Jeno memang perusak suasana yang paling handal.
___
Kaisar keluar dari dalam mobilnya. Lelaki tersenyum cerah menatap rumah besar yang sekarang ada di hadapannya. Sebelum masuk ia mencoba merapihkan rambut, pakaian serta sebuket bunga yang ada di tangannya. Memastikan semuanya sudah tampak sempurna.
Setelah yakin dengan segalanya. Kaisar melangkah maju, ia mengernyit heran saat mendapati pintu rumah tersebut terbuka, namun memilih untuk acuh dan langsung masuk.
"Airin, Airin sayang!" Serunya dengan santai.
Namun bukannya bertemu dengan kekasihnya itu ia malah bertemu dengan Bi Ijah, pembantu Airin yang sekarang tengah membawa dua minuman di atas nampan di tangannya.
"Eh bi Ijah hebat, tahu aja kalau saya mau datang, enggak usah repot-repot bi," ucapnya tapi sambil mengambil salah satu minuman di tangan Bi Ijah dan langsung menenggaknya.
"Loh mas Kai..."
"Airin kemana? Pasti di atas yah?" Tanya Kaisar. "Enggak usah di panggilin Bi, saya mau kasih surprise," ucap Kaisar sambil mengeringkan matanya, tanpa menunggu respon Bi Ijah Kaisar melangkahkan kakinya menaiki tangga satu persatu menuju lantai 2.
"Ai..."
Ucapan serta langkah Kaisar terhenti begitu ia mendapati Airin tengah asyik bercengkrama dengan seorang lelaki di ruang santai.
PRAAAAY!!!
Gelas dan bunga di tangan Kaisar jatuh begitu saja mengagetkan kedua orang tersebut. Kaisar mengepalkan tangannya.
"Bangsat!" Geramnya marah.
"Kaisar..." Airin berjengit kaget.
Kaisar mendekat, "apa kenapa kamu kaget begitu?"
Airin bersama lelaki tersebut bangkit dari posisi duduknya, yang membuat Kaisar kaget adalah sosok lelaki yang sejak tadi ada bersama Airin.
"Sialan Seno!" Pekiknya mendapati lelaki itu adalah sahabatnya sendiri. Gila, niat Kaisar untuk melamar Airin sirna sudah saat ia mendapati kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. "Bisa-bisanya kalian berdua..." Kaisar menatap Airin dan Seno bergantian, lelaki itu sudah kehabisan kata-kata. Semuanya terlalu tiba-tiba.
"Rin kamu... Gimana bisa?" Kaisar mengusap wajahnya frustasi. Ia enggak habis pikir wanita yang sudah dia pacari selama 7 tahun bisa selingkuh seperti itu.
"Dia enggak bahagia sama Lo Kai, makanya dia pilih gue!" Bukan Airin yang menjawab melainkan Seno. Sementara Airin hanya menundukkan kepalanya.
"Bangsat!" Pekik Kaisar. Semuanya terjadi begitu cepat, lelaki itu melangkah maju menarik kerah baju Seno dan menghantam wajah lelaki itu dengan keras berkali-kali. Untungnya Seno tidak membalas sama sekali.
"Kai udah Kai berhenti!" Teriak Airin sambil berusaha menarik Kaisar menjauh. Dia pengen banget misahin Seno sama Kaisar tapi Kaisar lagi kalap banget. "KAI!!!"
"Lo sahabat gue Sen, bisa-bisanya Lo mengkhianati gue kayak gini? Maksud Lo apa?" Teriak Kaisar marah, nafasnya memburu dengan kasar. Matanya menatap Seno nyalang.
"Gue..."
"Ini bukan salah Seno Kai, ini salah aku. Aku yang udah enggak cinta lagi sama kamu, aku yang udah enggak bisa lagi sama kamu, aku Kai. Seno enggak salah!" Pekik Airin. Gadis itu saat ini bahkan sudah memeluk Seno yang babak belur akibat ulah Kaisar. Namun tindakannya itu berhasil membuat hati Kaisar berjengit sakit.
"Enggak mungkin! Kamu enggak mungkin kayak gitu Rin, aku kenal kamu banget kita udah pacaran hampir 7 tahun kamu enggak mungkin khianati aku kalau enggak si brengsek ini yang mulai!" Umpat Kaisar lelaki itu menunjuk Seno dengan jari telunjuknya.
Airin menggelengkan kepalanya membantah ucapan Kaisar, "aku Kai aku yang mulai segalanya, aku yang mau," ucapnya dengan yakin.
Kaisar menatapnya tidak habis pikir. Bagaimana bisa orang yang dicintainya menjadi seperti ini?
"Rin..." Desis Seno.
"Biarin Sen, biar Kai tahu semuanya, dia enggak bisa nyalahin kamu kayak gini," ujar Airin sambil menatap Seno khawatir. Sebelum akhirnya kembali menatap Kai.
"Aku cinta sama Seno Kai, aku cinta Seno," ucapnya.
Kaisar terdiam. Dunianya seakan runtuh begitu saja.
___
Krystal sedang asyik menyelami alam mimpinya ketika handphonenya berbunyi dengan nyaring. Awalnya ia berniat untuk tak menjawab, mencoba mengabaikan panggilan tersebut namun sialnya panggilan itu tak kunjung berhenti membuat Krystal mau tak mau mengangkat telepon tersebut.
"Siapa sih malam-malam ganggu aja, enggak tahu apa dikit lagi gue si cium Lee Min Ho," gerutu Krystal setengah sadar sebelum akhirnya menekan ikon telepon berwarna hijau dihandphonenya. Nomor asing pula.
"Halo? Siapa?" Sapanya dengan nada sedikit sewot. Padahal matanya masih saja terpejam.
"Hallo, mbak Krystal?"
"Iya gue sendiri? Ini siapa sih ngapain nelpon malam-malam begini ganggu aja," ucap Krystal tanpa mau repot-repot berbaik hati. Siapa pun penelepon tersebut yang jelas dia sudah mengganggu jam tidur Krystal.
"Malam mbak saya dari Red Club, maaf sebelumnya mbak ini pak Kaisar mabuk berat, dia enggak berhenti minum, tolong mbak kesini yah bawa pulang," ucap suara di sebrang sana.
Krystal membuka matanya, keningnya berkerut heran sekaligus kesal mendengar nama mantan bosnya disebut. Betul kan, Kaisar selalu berhasil bikin Krystal naik pitam.
"Oh Kaisar? Lah masnya ngapain nelepon saya? Maaf maaf nih mas tapi saya udah enggak punya urusan sama manusia satu itu, terserah dia mau mabuk kek, mau pingsan kek itu bukan urusan saya lagi," balas Krystal dengan nada suara yang meninggi.
"Tapi mbak..."
"Udah yah mas, jangan ganggu saya lagi!" Pekik Krystal mematikan teleponnya tanpa mau bersusah payah mendengar ucapan orang diseberang sana.
"Udah keluar aja masih nyusahin," gerutunya sambil mencari posisi nyaman. Kembali berniat untuk melanjutkan tidurnya.
Namun baru saja beberapa detik matanya terpejam handphonenya kembali berbunyi nyaring. Berkali-kali. Sangat berisik. Jelas mengganggu.
"HALLO? KENAPA LAGI SIH? SAYA KAN UDAH BILANG SAYA BUKAN SIAPA-SIAPANYA KAISAR, MAS NGERTI ENGGAK SIH?" Krystal langsung berteriak kesal begitu ia mengangkat teleponnya.
"Maaf mbak tapi cuma nomor mbak Krystal yang kita punya, kita enggak tahu lagi harus hubungi siapa kondisi mas Kaisar makin parah mbak, tolong yah mbak tolong kerjasamanya, bantu kami," pintanya. Kaisar memang pelanggan tetap Club tersebut meskipun tidak begitu sering, dan untuk berjaga-jaga jika tak sadarkan diri lelaki itu menyimpan nomor Krystal disana. Jadi enggak heran kalau dalam keadaan seperti ini Krystal lah yang dicari.
Krystal berdecak kesal mendengar permohonan orang diseberang sana. Benar-benar ya Kaisar itu nyusahinnya enggak ketulungan.
"Yaudah saya kesana!" Seru Krystal akhirnya. Bagaimana pun dia mempunyai sisi kemanusiaan yang tinggi dan enggak tega mendengar suara penuh permohonan dari mas-mas disana.
"Terima kasih yah mbak, maaf mengganggu waktunya, kami tunggu!"
Krystal mematikan teleponnya. Gadis itu bangkit dari posisi tidurnya. Jam menunjukkan pukul 1 malam dan Kaisar sudah tidak bisa ditangani. Itu artinya ada yang enggak beres dengan lelaki itu.
"Terakhir Tal terakhir, abis hari ini Lo bebas!" Serunya menyemangati diri sendiri. Ya, pokoknya ini terakhir kalinya dia bantuin bos sialannya itu. Titik.
----
To be continued
Semoga kalian suka dengan ceritanya, jangan lupa vote dan commentnya. Terima kasih banyak :)