" Kulo moh tugasan bi...nopo male teng As-Salam. Ndalem plosok celak kali"
Ning Firly merengek didepan yai Lukman. Mencari alasan agar tidak harus memenuhi syarat kelulusan. Barangkali ada sedikit iba dari abinya sebagai anak bungsu yang ditinggal wafat ibunya Bu nyai Fatimah.
" Nyapo ra gellem tugas,lah wong mbak yu ne loh tugas Kabeh."
Yai Lukman tetap pada pendiriannya,tampak acuh tak acuh dengan rengakan manja dari putri sulungnya. Tapi Ning Firly tidak kehabisan ide untuk menggagalkan rencana abinya.
Gagal cara pertama,masih ada cara yang kedua,cara yang ketiga dan seterusnya.
" Nggeh pun Kulo Purun tugasan,tapi oleh beto hape."
Ning Firly mengajukan syarat pada abinya.
" Lah Kabeh santri Nurul Huda iku saben tugasan Ndak oleh gowo hape. Sampeyan Yo podo. Arep tugasan yo kudu siap pisah Karo hape. Ndak onok bedane Ning opo ora. Kabeh Podo santri,wes Abi tak muruk sek"
Yai lukman meninggalkan Ning Firly,suara bakiaknya terdengar bertalu-talu meninggalkan ndalem menuju aula.
" Oke tak njajal coro lain "
Ning Firly bergegas menuju ndalem selatan. Ndalem para mbak yu dan mas Ning Firly tinggal. Tujuannya sama untuk mencari jalan lain agar paling tidak bisa lolos dari As-Salam. Tempat terpencil diantara kebun karet dan ladang tebu itu membuat Ning Firly tidak sanggup membayangkan betapa melas hidup disana. Apalagi,kata santri tugasan tahun kemarin. As-Salam adalah tempat yang susah sekali mendapatkan sinyal, jalannya berkelok dan sangat dekat dengan sungai. Ning Firly yakin, hidupnya tidak akan berlangsung lama di As-Salam.
* * *
Nurul Huda didirikan oleh Mbah yai Huda ayahanda yai Lukman Huda. Ndalemnya dibagi menjadi dua,Utara dan Selatan. Ndalem Utara adalah ndalem sepuh,ndalem asal yai Huda tinggal. Halamannya luas karena berhadapan dengan lapangan olahraga Madrasah Tsanawiyah Aliyah. Disamping ndalem ada garasi yang juga sambung dengan dapur umum santri. Dibagian belakang ndalem berhadapan dengan mushola dan aula. Setiap hari riuh suara mengaji dan candaan santri terdengar hingga ndalem. Bila sudah ramai yai Lukman cukup membunyikan kentongan yang terletak di teras belakang ndalem. Kegiatan tersebut berlangsung lama sejak yai Huda sebagai pendiri utama. Semua yang berhubungan dengan pondok murni ditangan sendiri oleh yai Lukman. Sedangkan yang berhubungan dengan madrasah dan sekolah formal dipusatkan di ndalem selatan. Kantor Madin kantor sekolah Tsanawiyah dan Aliyah terletak bersebelahan dengan ndalem selatan perpustakaan pondok dan sekolah juga ada di ndalem selatan.
Di bawah naungan Gus Farhan ( putra sulung yai Lukman)sebagai kepala sekolah Aliyah dan Ning Zakiyah istrinya sebagai kepala sekolah Tsanawiyah.
Ning Farda ( putri kedua yai lukman ) memangku pesantren dibagian adminstrasi dan kos nasi. Beliau menjadi pengganti uminya Bu nyai Fatimah yang wafat.
Kepala Madrasah Diniyah dipimpin oleh Gus Fathur. Beliau ini cukup disiplin dalam mengatur urusan Madrasah Diniyah. Persis Bu nyai Fatimah. Wayae masuk Yo masuk.bahkan beliau hanya meliburkan kegiatan Madin selama sehari saat pernikahan beliau. Sosok yang sangat ulet dalam hal keilmuan. Setiap bulan ada saja kitab yang beliau beli untuk perpustakaan pondok.
Sementara jajaran kepengurusan diasuh oleh Ning Fina. Pribadi yang sangat mengayomi dan penuh pengertian.persis Mbah yai Huda. Beliau ini jarang duko,meski tiap bulan ada saja kasus baru yang dilaporkan oleh seksi keamanan.
Yang terakhir Ning Firly si bungsu yang hari ini mencari dukungan suara dari kakak - kakaknya. Seluruh keluarga ndalem bahu membahu membesarkan Ning Firly yang piatu sejak usia 15 tahun. Alasan inilah yang selalu menjadi kunci sukses Ning Firly mewujudkan impiannya. Termasuk keinginannya ke Korea kala ulang tahun yang ke tujuh belas waktu itu. Saat ini Ning Firly juga berniat menggunakan alasan yang sama untuk tidak ikut tugas di As-Salam.
* * *
Setiap ke ndalem selatan pasti akan disambut dengan halaman minimalis milik Ning zakiyah istri Gus Farhan. Ada akuarium yang berfungsi sebagai sekat menuju ndalem.
Tapi Ning Firly sudah tidak pernah gumun akan itu. Meski deretan bunga menyambut kerawuhan Ning Firly,tetap saja hatinya sedang gugup.
" Mas farthur...Kulo mboten purun tugas mas. Nopo maleh teng As-Salam."
Ning Firly langsung menerobos masuk ke ndalem tanpa salam.
" Nyapo se ra gellem tugas fir? Arep lulus teko Nurul Huda Yo kudu gellem tugas."
Gus Fathur yang sedang memberi makan ikan arwana tetap menatap akuarium berukuran persegi dihadapannya.
Berusaha untuk tidak terlalu menuruti permintaan Ning Firly meski sudah mulai mengeluarkan air mata di kursi tamu.
" Emoh mas,As-Salam niku pelosok pasti ra onok sinyal."
Ning Firly berhasil mengeluarkan air mata sebagai senjata terampuhnya. Tangisnya mengundang saudara-saudara yang lain untuk berkumpul diruang tamu.
" Nyapo to arek Iki drama yamene?"
Gus Farhan mulai bersimpati,tidak ingin membuang kesempatan. Ning Firly semakin mengeluarkan air matanya.
" Ra gellem tugas jare mas."
Akhirnya Gus Fathur juga menyerah meninggalkan akuarium dan duduk berkumpul dengan yang lain.
" Lapo to fir Ra gellem tugas.mbak Farda biyen Yo tugas."
Ning Farda yang berpengalaman tugas menatap Ning Firly. dari sekian saudara Ning Firly hanya Ning Farda yang tegas dan tidak bisa dirayu Ning Firly.
" Iyo biyen mbak Farda tugas di pondok modern.penak to akeh sinyal,lah Kulo tugas teng As-Salam mboten enten sinyal."
Ning Firly menjawab sembari menangis.suaranya sengaja dibuat terputus-putus agar semakin menjiwai.
" Lek gak tugas Firly Arep nyapo dek Nurul Huda?"
Ning Fina bertanya lembut.menanyakan hal yang mungkin bisa dipikirkan lagi oleh Ning Firly. Menangkap sinyal belas kasihan dari Ning Fina. Ning Firly langsung sigap menangis dipeluknya. Satu suara dari Ning Fina akan membuat Ning Firly semakin mengokohkan pertahanan. Tapi Gus Farhan dan Gus Fathur tidak akan mudah dikalahkan.
" Lah kok Yo lucu,gak gellem tugas mergo sinyal."
Jawab Gus Farhan.
" Dimana pun tempat tugasnya kan Ndak boleh Beto hape"
Ning Zakiyah urun suara untuk Gus Farhan suaminya.
" Lah Yo iku, kalo sampeyan ra gellem tugas.mas Fathur seng isi Nang mbak-mbak angkatan mu. Mas Iki kepala Madin mosok adek ne ra melu tugas."
Bagi Ning Firly Gus Fathur lebih parah. Apa mbak santri angkatannya lebih penting dari Ning Firly yang jelas-jelas adiknya?
"Arek Iki ra gelem tugas paleng abot Karo cak muslimin"
Ning Firly menoleh pada Gus Farhan,kakak tertuanya memang hobi membully Ning Firly.
"Mas Farhan...wes tak wara jenenge iku Lee min ho bukan muslimin"
Mendengar pembelaan Ning Firly,semua malah tertawa. Ning Firly yang memang fans berat Lee min ho spontan tidak akan terima bila si ganteng hallyu di drama Korea malah ganti nama menjadi muslimin.
Sejatinya tebakan Gus Farhan ini ada benarnya. Sekalipun peraturan di tempat tugas dilarang bawa hp,tapi tempat tugas pasti menyediakan smartphone yang bisa digunakan tiap hari Jum'at hingga Minggu. Dikesempatan inilah,Ning Firly bisa stalking Lee min ho. Tapi rasanya percuma meskipun nanti ada hp pasti kendalanya adalah sinyal.
Ning Firly tidak kuasa memikirkan itu,semakin dipikirkan semakin membuat Ning Firly enggan makan.
"Mas Farhan dan mas Fathur enak Ndak tugas lah aku?"
Ning Firly kembali sesenggukan diperlukan Ning Fina.
" Lah kan Nurul Huda memang pondok pesantren khusus putri fir,Yo mosok pantes to wong ganteng saingannya muslimin mondok di Nurul Huda? Ndak lucu kalo mas sekolah pakek jilbab "
Gus Farhan semakin menjengkelkan Dimata Ning Firly. Tangisannya malah dianggap materi OVJ. Mendengar jawaban Gus farhan,semua tertawa tanpa henti kecuali Ning Firly.
Setiap hari semangat dalam Ning Firly berasal dari postingan dan drama Lee min ho. Setelah nantinya Ning Firly akan tugas ke As-Salam pastilah semua tentang Lee min ho hanya tinggal cerita. Poster dan foto Lee min ho yang tersimpan di kamar Ning Firly juga akan sangat kesepian.