Yuda sedikit linglung.
Benar-benar pamannya.
Deni dengan lembut menepuk punggung Yuni "Kak, berhentilah menangis."
Fira belum pernah melihat ibunya menangis seperti anak kecil. Selama bertahun-tahun, betapa khawatirnya dia terhadap pamannya, dan karena hidupnya setelah merawat tiga orang anak itu terlalu sulit, dia harus menyerah mencari adiknya. Tidak hanya dia sangat mengkhawatirkan adiknya, dia juga tidak ingin kehilangan anak-anaknya.
Kehidupan ibu benar-benar pahit, pikir Fira.
Yuni benar-benar menangis untuk waktu yang sangat lama, Yudha diam-diam menyerahkan tisu ke samping, dan Yudhi memandangnya dengan tidak berdaya.
Setelah waktu yang lama, Yuni perlahan menjadi tenang.
Sebuah keluarga beranggotakan lima orang akhirnya duduk bersama.
Deni menjawab pertanyaan wartawan seperti layaknya berada dalam sebuah konferensi pers.
Fira mula-mula bertanya "Paman, apakah kamu pergi sendiri dari rumah?"
"Aku dibawa pergi."
