"Kamu baru saja bilang aku sepupu Ratih?"
Fira mengangguk, "Yah, ibuku menganggap mobilmu mahal. Selain Ratih , aku tidak kenal orang kaya seperti itu. "
Ardi menyipitkan mata padanya "Itu cukup beralasan."
Fira menjawab dengan polos "Saat itu, aku hanya bisa memikirkan itu. Apa kamu masih marah ...?"
Ardi meletakkan tangannya di dinding yang tidak rata, membuat Fira menempel di dinding "Kalau aku bilang aku masih marah, apa yang akan kamu lakukan?"
Fira berkata dengan wajah serius "Aku akan menyumbang dana lagi untuk Sekolah Dasar Harapan, menurutmu itu tidak apa-apa?"
Fira masih memiliki uang yang diberikan oleh Ardi. Kalau dia menyumbang lagi, sekolah dasar itu akan jadi lebih terjangkau bagi banyak orang.
Ardi menundukkan kepalanya dan mencium bibirnya.
Apa dia menginginkan Sekolah Dasar Harapan?
Apa Fira benar-benar tidak mengerti, atau apa dia memang tidak mau terlibat secara emosional dengan dirinya?