Chapter 91 - Pingsan

Ardi berdiri di beranda, mengerutkan kening, dan pengurus rumah tangga keluarga Halim berlari menghampirinya dengan jas hujan sambil terengah-engah, "Tim konstruksi masih bergegas untuk membersihkan jalannya. Itu akan dibuka untuk lalu lintas besok pagi. Tuan muda, jangan khawatir."

Bagaimana bisa Ardi merasa tidak khawatir?

Dia berjanji akan kembali dalam tiga hari. Sekarang sudah lima hari. Tidak ada kabar darinya. Bukankah Fira akan khawatir?

Setelah melewati gerbang tol dan mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi, Ratih tidak lagi mengemudi terlalu cepat. Lagipula, saat itu hujan. Demi keamanan, dia tidak boleh melaju begitu cepat. Ratih berbisik, "Rasanya seperti ada hantu yang sedang duduk di belakang. Kamu seolah bisa melihatnya di cermin mobil tapi tidak mengatakan sepatah katapun. Dia benar-benar orang aneh,"

Fira mengulurkan tangan untuk menyalakan perekam, "Mendengarkan lagu itu akan…"

"Fira, apa kamu merasa ada ketidaknyamanan fisik?"

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS