Suasana pesta pernikahan memang selalu ramai. Banyak sekali yang datang dengan gaun yang cantik dan riasan terbaik. Sementara Yoonhee hanya memakai dress putih tulang selutut. Ia menikmati alunan piano dalam diam. Si pemain piano terlalu bersinar untuk terus dilihat hingga akhirnya Yoonhee memilih untuk memejamkan matanya menikmati musik klasik.
Tepuk tangan riuh saat musik itu berhenti. Semua yang datang ke pesta pernikahan itu seakan tersihir dengan ketampanan pemain piano. Bagaimana mungkin jika pemeran utama disini tergantikan oleh pemusik.
Yoonhee menghampiri si pemain piano, memecah kerumunan.
"Boleh aku meminta kontakmu,?"
Mendengar itu Yoonhee terdiam ditempat. Ini adalah hal lumrah. Kekasihnya memang seterkenal itu. Namun melihat seseorang yang sangat cantik dihadapan kekasihnya itu malah membuatnya insecure. Lagian kejadian ini memang sering terjadi.
.
Yoonhee berlari kearah fakultas Yoongi. Ia baru dapat kabar jika Yoongi sedang melakukan ujian musik. Yoonhee membenci dirinya yang tidak pernah mengecek ponsel. Padahal Yoongi sudah mengingatkannya kemarin .
"Oh hai Hee", Seokjin menyapanya dengan ramah seperti biasa.
"Bagaimana dengan pertunjukan Yoongi?"
"Baru saja selesai."
Yoonhee baru membuka pintu namun Seokjin menahannya. Lantas Yoonhee menunggu sampai Seokjin mengatakan sesuatu. Memang terlihat dia sedang ingin mengatakan sesuatu.
"Yoongi sedang ada urusan. Kita langsung ke kantin saja. Dia akan menyusul nanti"
"Aku harus tetap menemuinya"
Salahnya Yoonhee yang keras kepala. Saat ia masuk tepat didepan panggung yang berisikan piano itu ada kekasihnya bersama orang lain. Yoonhee yakin tidak asing dengan wajahnya.
Yang membuat Yoonhee terkejut adalah dengan kurang ajar yeoja itu mencium pipi Yoongi. Astaga ia baru ingat jika perempuan itu yang ada di pesta pernikahan satu bulan lalu.
"Apa dia temanmu, Yoon?", Perempuan itu turun dari panggung dengan bersemu dan melihat kehadiran Yoonhee. Melihat respon Yoongi yang hanya diam saja semakin membuat Yoonhee merasakan ngilu di ulu hatinya.
Dia mengulurkan tangannya.
"Bae Irene"
Yoonhee hanya menyambut dengan senyum kaku.
"Yoonhee, Pacar Yoongi"
Dapat dipastikan air wajah wanita cantik itu terkejut. Yoonhee merasa menang lalu melunturkan senyumannya saat ia tengah bertatapan dengan Yoongi. Ia marah dengan namja itu. Tentu saja.
.
Yoongi terus saja membuntuti kekasihnya ini. Ia mengaku salah, namun tidak tepat juga mendiamkannya selama seminggu penuh.
"Hee maafkan aku"
Yoonhee sama sekali tidak mengindahkan permintaan maaf Yoongi.
"Pergi saja dengan pacar barumu itu, Yoon"
"Tapi kau itu pacarku"
"Aku bahkan belum pernah mencium kekasihku itu"
Yoongi mencekal tangan Yoonhee. Menghentikan langkah mereka. Dengan cepat Yoongi mengecup bibir Yoonhee. Ini pertama kalinya mereka berciuman. Usia hubungan mereka baru seumur jagung. Baru dua bulan yang lalu Yoongi menyatakan perasaan di depan umum.
"Tapi aku sudah mencium pacarku.", Ujar Yoongi dengan seulas senyum. Itu membuat Yoonhee tanpa sadar ikut tersenyum. Padahal ia sedang marah sekarang. Yoongi memang selalu bersikap dingin namun ia pandai memperlakukan Yoonhee dengan spesial.
"Kau itu kurang hajar ya, Yoon", bertolak belakang sekali dengan wajah Yoonhee. Ia sedang bersemu namun berlagak marah.
Aigoo, kekasih Yoongi yang manis.
Yoongi kembali mendekatkan wajahnya dengan Yoonhee hingga hidung mereka bertemu. Disaat itu Yoongi menahan tawa melihat Yoonhee menutup mata.
"Kau itu satu, hee. Tidak ada lagi Hee di dunia ini"
"Kau sedang menggombal"
"Tidak."
Setelahnya mereka berbaikan. Seperti bisa Yoongi akan selalu menggandengnya seperti anak kecil. Yoongi bilang jika nanti Yoonhee tersesat maka hidup Yoongi akan berakhir disana. Selama mengenal Yoongi, yeoja itu tak pernah merasa kesepian lagi. Yoongi memang pendiam, namun tau bagaimana cara memperlakukan seorang perempuan.
Mereka memutuskan untuk pergi keruang musik. Yoongi adalah mahasiswa musik semester akhir. Ia sudah banyak menciptakan lagu hingga ia tidak perlu sidang skripsi lagi. Ke kampus juga hanya karena ada beberapa mata kuliah yang harus ia selesaikan.
"Kau tidak mau mencobanya?", Yoongi menatap kekasihnya itu bingung. Sebenarnya ekspresi yang tepat yang dimunculkan Yoongi adalah wajah datar.
"Menyanyikan rapmu"
"Sejak awal tidak ada masa depan cerah untuk seorang pemusik, Hee"
Yoonhee merapikan rambut Yoongi. Pemuda itu terlalu banyak berpikir. Padahal hanya tinggal menjalankannya saja lalu hasilnya akan keluar. Pemuda yang banyak menampilkan kekhawatiran.
"Ayo buat masa depanmu cerah"
"Itu tidak mudah, Yoonhee"
"Bagiku mudah. Kau hanya perlu percaya jika kau itu hebat. Anggap aku orang asing. Aku sangat menyukai musikmu, Min Yoongi-ssi"
"Bagiku kau itu spesial", Yoongi menatap serius Yoonhee. Bagaimanapun ia tidak bisa membohongi dirinya jika bertemu Yoonhee adalah takdir manis yang ada di hidupnya.
"Eiyy ini perumpamaan. Aku akan tetap menyukai musikmu meskipun aku ini orang asing"
"Tapi kau bukan orang asing, Hee"
"Hanya perumpamaan, tuan Min"
"Tetap saja. Jangan menggunakan perumpamaan orang asing untuk kita, nyonya Min"
.
Yoongi menatap sekitarnya. Ramai sekali. Yoongi tidak suka sesuatu yang bising. Teriak sana sini.
"Eyy ayolah"
Kalau bukan karena kekasihnya itu, Yoongi tidak akan pernah menapakkan kakinya disini.
"Aku tidak mau"
"Nyanyikan rap mu sekali disini"
Yoongi berjalan di dorong Yoonhee mengarah ke panggung kecil. Ini adalah event rap di sebuah cafe.
Yoongi menatap sekelilingnya dengan wajah datar. Terlihat sekali para penonton terkesima dengan visual Min Yoongi dan itu sangat membebaninya. Sementara melihat ekspresi Yoonhee seperti memohon itu membuat Yoongi tidak tega. Untuk mendaftar peserta di event ini pasti sulit. Yoonhee telah berusaha.
Yoongi memutuskan untuk melakukannya setidaknya sekali dalam seumur hidupnya. Ia akan melakukan apa yang ia suka.
Semua yang mendengar musik Yoongi ikut terhanyut. Suara Yoongi terdengar sangat lincah dan cepat. Bahkan Yoonhee bertaruh jika image Yoongi saat memainkan piano dan menyanyikan rap sangat bertolak belakang. Apapun itu Yoonhee akan selalu menyukainya.
.
"Kau yakin tidak ingin mendiskusikannya dengan Yoonhee, Hyung?" Tanya Namjoon sekali lagi. Pasalnya hampir semua temannya juga bertanya seperti itu. Yoongi merasa ini bukan waktu yang tepat untuk memberitahu Yoonhee. Karena mengingat karakter yeoja itu, pastilah Yoonhee akan memilih menjauh dan pergi dari sisi Yoongi. Itu adalah hal buruk jika terjadi.
"Dia sangat berharga bagiku, Joon"
"Jika dia tahu dari orang lain itu akan lebih menyakitkan" kali ini Jimin yang bersuara. Mereka khawatir dengan Yoongi. Sungguh, awalnya mereka sangat bahagia saat Yoongi bercerita jika dia sedang menyukai seseorang di kampus. Tapi memang kehidupan Yoongi sudah sulit dari dulu.
.
Hari itu Yoongi dan teman-teman berkumpul di sebuah cafe dekat daerah kampus. Niat hati Yoongi sebenarnya ingin kembali ke rumah dan tidur karena ini adalah hari libur dan semalaman ia bergadang membuat lagu. Namun Seokjin dan jungkook datang ke rumahnya dan menyeretnya kemari.
"Ayo buat film" ungkap Taehyung. Dia adalah mahasiswa jurusan perfilman. Tugas akhir semester nya adalah membuat short movie. Meskipun itu masih lama namun memang harus dipersiapkan dari sekarang.
"Aku akan jadi pemeran utamanya" jawab Seokjin antusias.
"Kenapa harus hyung?" Hoseok bertanya heran
"Sederhana, karena aku tampan"
Jawaban itu membuat semua yang disana menghela napas frustasi. Kejadian seperti ini sudah biasa tapi masih membuat mereka mual. Kenapa Hyung tertua ini selalu membanggakan wajahnya. Jawabannya hanya satu, karena Seokjin terlalu mencintai dirinya sendiri.
"Yoongi Hyung yang bertanggung jawab dengan musik"
Yoongi hanya mengangguk tanpa mau menjawab. Ia tidak ingin memperpanjang masalah.
"Namjoon hyung buat naskahnya"
"Bukankah ini tugasmu, Tae?" Namjoon mengajukan pertanyaan yang hanya bisa dijawab dengan cengiran Taehyung.
"Aku yang bertugas membuat videonya"
"Kalau begitu aku akan menentukan outfit semuanya" jawab Hoseok semangat. Ia sangat mencintai fashion. Padahal yang berkuliah dijurusan fashion desainer adalah Jeon Jungkook. Namun Jungkook sudah malas sesuatu yang berhubungan dengan baju, Minggu depan akan ada pameran cat walk jurusan. Ia tidak mau terlalu pusing mengerjakan dua hal.
Yoongi melihat minumannya habis berniat untuk memesan lagi. Saat bangkit ia malah tertabrak pelayan yang sedang membawakan jus semangka.
"Maafkan saya, tuan. Saya tidak sengaja"
Pelayan itu panik dan mencoba membersihkan noda jus di baju Yoongi dengan tangannya. Bahkan tangannya sudah bergetar takut.
"Jangan menyentuhku" jawaban Yoongi terdengar menakutkan. Bahkan teman-temannya terdiam. Mereka tahu jika kalau kau membuat masalah itu tak apa asal jangan dengan Min Yoongi.
Yoonhee si pelayan itu menahan tangisnya dan menatap Yoongi dengan ekspresi bersalah. Anehnya Yoongi malah terpana melihatnya. Yoongi merasakan jika ada sesuatu yang menggelitik di perutnya. Apa yang salah?
Yoongi kehilangan kata-kata dan malah fokus melihat Yoonhee.
Yoongi diminta untuk ikut ke ruang kepala pelayan bersama Yoonhee. Mudah bagi Yoongi tahu nama yeoja itu dari nametag di seragamnya.
"Maafkan kecerobohan pelayan kami, tuan" kepala pelayan itu meminta maaf dengan sopan. Lalu menatap tajam kearah Yoonhee.
"Kami bisa memecatnya jika tuan mau"
"Tapi sajangnim-"
Yoongi mengangkat tangannya. Sebenarnya restoran ini adalah kelolahannya. Tidak ada yang tahu itu bahkan teman-temannya. Ia meminta kepala pelayan itu keluar dan membiarkan mereka berdua disini.
"Jangan pecat saya, saya mohon" Yoonhee menunduk merasa sangat bersalah. Ia tidak bisa berhenti bekerja karena ini adalah pencariannya untuk uang hidup di Seoul.
"Beri aku alasan"
"Saya benar-benar minta maaf"
"Temui aku besok"
Yoongi meninggalkan Yoonhee yang tidak bisa berkata-kata.
Padahal besok Yoonhee ada yang harus Yoonhee kerjakan. Tapi ia juga tidak mengerti bagaimana atau tepatnya kapan mereka bertemu.
From: 08xxx
Besok sore di taman kota
Tanpa bertanya lagi Yoongi tahu siapa si pengirim pesan tersebut. Ia juga tahu jika nomor itu didapat darimana. Kali ini Yoonhee memang yang salah jadi harus meminta maaf dengan benar.
Yoonhee datang ke taman dengan terburu-buru. Ia baru saja selesai kelas dan langsung berlari kemari. Bahkan ia masih memegang buku perpustakaan yang sudah jatuh tempo harus dikembalikan hanya demi bertemu dengan namja bernama Min Yoongi.
"Kau telat 5 detik"
Yoonhee tercengang sendiri mendengar tuturan dari Yoongi. Apa dia tipe workholic sampai menghitung telatnya yang hanya hitungan detik.
"Saya baru selesai kelas"
"Kau mahasiswa juga?"
"Jurusan sastra Korea"
"Baguslah"
Yoongi meminta Yoonhee untuk disampingnya. Udara Seoul sedang sejuk meski polusi masih tetap ada. Yoongi menyerahkan kue yang ia beli tadi pada Yoonhee.
"Buat saya?"
"Makanlah. Kau pasti belum makan"
"Iya saya lapar. Terimakasih banyak, Yoon"
Yoongi menyerngit mendengar nama panggilan itu. Ia belum pernah dipanggil seperti itu. Entah mengapa rasanya aneh.
"Yoon?"
"Kenapa? Apa saya salah sebut?"
Yoongi menggeleng. Diam-diam ia menahan senyumnya. Bukankah nama mereka sedikit kembar.
Yoongi dan Yoonhee.
"Aku akan memanggilmu Hee"
.