Keesokan harinya Qionglin disibukkan di dapur bersama dengan Changyi. Pria itu terus saja mengikutinya kemanapun Qionglin pergi. Dan tentunya, membuat wanita itu sedikit risih dengan sikap Changyi.
"Chang, kamu bisa tunggu di meja aja sama Ayah kamu." kata Qionglin.
"Males. Ayah suka tanya-tanya nggak jelas. Takutnya gue keceplosan."
Qionglin memutar bola matanya malas dia pun melanjutkan acara masaknya, dan menyajikan sarapan pagi untuknya, Changyi dan juga Huanran.
"Paman, aku hanya memasak nasi goreng saja. Dan aku membuatkan Paman teh." kata Qionglin gugup, sambil menatap banyak makanan di meja.
Huanran hanya melihatnya saja tanpa ada komentar. Lebih tepatnya menatap sikap Qionglin dan juga Changyi, yang menunjukan beda ekspresi. Dimana Changyi yang terlihat sangat kesal, sedangkan Qionglin yang tampak gugup dan bingung. Ketika memegang sumpit saja, Huanran bisa melihat jika wanita itu gemetaran.