Qionglin menjerit saat sebuah tangan menarik tangannya secara kasar. Dia pun menatap pemilik tangan yang memiliki cat kuku berwarna merah menyala. Siapa lagi jika bukan Ruyi. Untung saja mantao nya tidak jatuh ke tanah, akibat tarikan Ruyi.
"Kenapa kamu menarik aku? Kan kamu bisa panggil aku!!" cetus Qionglin kesal.
"Nggak penting mau memanggil atau menarik lo. Nyatanya semuanya juga sama."
Tentu saja tidak sama!! Jika tadi Qionglin tidak menjaga keseimbangan tidak hanya mantao nya saja yang jatuh, tapi dirinya juga jatuh. Dan kalau Ruyi mau memanggil Qionglin, itu akan jauh lebih bagus. Qionglin bukanlah wanita tuli jadi dia bisa mendengar ucapan Ruyi atau panggilan Ruyi.
Ruyi tidak menganggap ucapan itu, entah menarik atau tidak menurut Ruyi itu sama saja. Tidak ada yang berbeda sama sekali, sama-sama memanggil hanya dengan tingkah yang berbeda.
"Terus kamu ngapain kesini?" dengus Qionglin. Dia tidak suka jika wanita itu berada di hadapannya.