Qionglin mencoba menyibukkan diri sejak semalam. Dia beralasan jika dia sangat lelah seharian, karena terlalu sibuk dengan Changyi. Hingga memutuskan untuk tidur sore. Lalu pagi ini juga Qionglin menyibukkan diri di dapur dengan alat masak modern. Dan sejak tadi pula Qionglin merasa jika Xianlun terus saja memperhatikan dirinya tanpa henti.
Wanita itu seolah menunggu penjelasan Qionglin, yang semalam kenapa pulang larut malam. Dimana mereka bertemu dengan Changyi, pergi kemana dan ngapain aja. Setidaknya Xianlun tahu jika mereka berdua tidak melakukan hal yang tidak-tidak.
Mungkin Xianlun terlihat sangat kuno, tapi memang itu yang terjadi. Dia tidak ingin masa depan Qionglin rusak hanya karena kenikmatan sesaat. Mondar-mandir layaknya setrika Xianlun akhirnya memutuskan untuk pergi. Menunggu Qionglin buka suara sama saja dengan menunggu gajah bertelur, lama dan tidak akan pernah terjadi.