Tidak ada yang bisa Qionglin lakukan selain diam. Xianlun telah pergi dan tidak ingin mengambil buah peachy di bukit es. Mungkin Xianlun benar, dia tidak bisa mengorbankan satu nyawa, hanya untuk menyelamatkan satu nyawa. Tapi dada Liang gosong jika tidak diobati dengan cepat, maka lukanya akan tambah semakin parah. Jika bukan karena buah peachy, setidaknya jantung ular sebagai gantinya.
Opini kedua bukanlah pilihan Qionglin. Dia tidak ingin mengorbankan klan ular demi hal ini. Tapi Qionglin juga tidak ingin kehilangan Xianlun, demi sebuah buah yang diharapkan Qionglin.
"Aku harus apa?" gumam Qionglin menatap jendela kamar ini.
Ada satu pohon sakura di samping jendela kamar ini. Bahkan Qionglin bisa melihat saat bunga sakura itu jatuh satu persatu, karena tertiup angin.
"Memangnya kamu mau apa?"