"Qionglin… kau disini…." Pekik Liu tak percaya.
Pria itu sampai mencuit lengannya, berharap apa yang dia lihat bukanlah semua mimpi. Wanita yang dia pikirkan benar-benar ada di hadapannya, dengan membawakan nampan kecil yang berisikan teh.
Dengan langkah gontai, Liu pun menghampiri Qionglin. Dia kembali duduk di tempat tidurnya, sambil menyakinkan diri jika semua ini bukanlah mimpi.
Tangan Liu terulur untuk menyentuh tangan Qionglin. Bukan perkara mencari kesempatan, tapi hanya untuk memastikan jika wanita itu bukanlah mimpi.
"Kau benar-benar Qionglin?" Tanya Liu memastikan.
"Memangnya aku siapa kalau bukan Qionglin?" Tanya balik Qionglin.
Liu segera menggeleng dengan cepat, dan membuat kepalanya pusing seketika. "Tidak, aku pikir aku hanya bermimpi bisa bertemu denganmu. Atau mungkin efek obat yang kuminum, berhalusinasi jika kau ada disini." Jawab Liu jujur.