Mencoba biasa saja tapi memiliki perasaan, sangat sulit untuk Changyi. Changyi tidak ingin Qionglin berpikir, jika selama ini Changyi hanya memberikan harapan saja tanpa kepastian.
"Lebih enak matcha apa coklat?" tanya Qionglin menatap banyak ice cream di hadapannya. "Aku mau coklat saja." ujarnya kembali.
Jika Qionglin sedang asyik menikmati ice cream cone nya. Changyi malah sibuk menatap Qionglin. Dia merasa lega jika kemarin malam dia mengungkapkan isi hatinya pada Qionglin. Walaupun pria itu tahu, jika dia tidak mendapatkan jawaban apapun.
Qionglin masih misterius bagi Changyi. Ada banyak hal yang belum terungkap dari wanita itu. Perasaan ini datang dengan tiba-tiba, yang dimana seharusnya tidak boleh terjadi. Tapi mau bagaimana lagi, jika Tuhan yang berkehendak Changyi bisa apa?