Teguh duduk di pusat komando Biro Transportasi Kota Jakarta, dan direktur secara pribadi menemani untuk melakukan pemantauan. Banyak sekali jalan di Kota Jakarta, besar dan kecil, bikin pusing orang. Tapi Teguh telah duduk, matanya tenang dan tenang, meski hatinya sedikit gemetar.
"Selanjutnya!" Dia bergumam, menyalakan rokok, menyesapnya dan membiarkannya terbakar di ujung jarinya. Di asbak di atas meja, sudah ada lebih dari belasan puntung rokok yang habis dihisap olehnya.
Lebih dari satu jam kemudian, dia tidak menemukan ke arah mana kumbang putih itu pergi. Nona Lola juga ada di sini, dia merasa bersalah karena meninggalkan Mayinda sendirian saat di salon. Jika dia tinggal bersamanya, Maylinda tidak akan dibawa pergi.