Bilah di tangan Titian dengan ringan membelai wajah Maylinda, dan untaian manik-manik darah mengalir di wajah putihnya seperti gel merah. Maylinda merasakan kesemutan di wajahnya dan sakit yang menyakitkan, tetapi dia tidak berteriak.
"Apa tidak sakit? Apa kau tidak merasakan apapun!" Wajah kecil Titian mengelus manik darah, suaranya sangat lembut hingga dia sedikit berbulu, "Maylinda, apa kau takut!!" Maylinda menatapnya.
"Kamu pasti mengira aku gila, bukan?" Titian tersenyum melengking, lalu berdiri, dan dengan paksa menarik kursi Maylinda ke bawah. Dengan keras, tubuh Maylinda jatuh ke tanah, termasuk kursi dimana dia diikat.
Lengannya digosok dengan kasar di atas lantai beton yang kasar, dan noda darah yang panjang terbentuk. Maylinda hanya bisa menahannya karena dia tahu, yang diinginkan oleh wanita ini adalah melihatnya kesakitan dan ketakutan.
Maylinda mendengus, tetapi dia dengan keras kepala menahannya, tidak mau menunjukkan kelemahan di depan orang gila ini.