"Oh, jadi ini pacar baru kamu? Hah?!!" Seorang cowok dengan pawakan tubuh berisi dan tinggi kisaran 170 cm tengah berkacak pinggang di depan Azevan dan juga cewek yang menyewa Azevan sebagai pacar bohongan.
"Kenapa? KEBERATAN, HAH?" Dengan suara cemprengnya, cewek itu menjawab.
"Bisa-bisanya kamu selingkuh dari aku. Kamu nggak tau kalau aku sakit hati? Potek hati aku, potek ..." Cowok itu berlutut di hadapan cewek tadi. Menyatukan kedua telapak tangannya, memohon. "Please, jangan putusin aku sayang ..."
Azevan yang melihatnya, hanya mampu menahan tawanya agar tidak keluar. Pasalnya, wajah memelas cowok di depannya ini sangatlah konyol.
"Gimana aku nggak minta kita putus?!! Mama aku tuh selalu ngeluh kalau setiap kamu datang ke rumah aku, kamu selalu nge-habisin hampir semua makanan di meja tau nggak? Mangkannya badan kamu jadi kayak ikan buntal sekarang ..."
Azevan benar-benar ingin tertawa hingga berguling-guling sekarang. Dia baru tahu ternyata cewek ini ingin memutuskan hubungannya karena si cowok selalu menghabiskan makanan di rumah si cewek. Konyol memang...
"LO!"
Azevan dikagetkan oleh teriakan cowok di depannya ini. Cowok itu kembali berdiri dengan sedikit bersusah payah kemudian menunjuk tepat di depan wajah Azevan.
"KENAPA LO GANTENG?!! KENAPA?!! BOLEH KAGAK SIH GUE TUKERAN MUKA SAMA LO SEBENTAR AJA?!! HAH?!!"
Azevan dengan santainya menggeleng kemudian berkata, "Kagak! Enak aja lo. Wajah ini dibuat sama Tuhan, khusus buat gue, dan cuma satu. Dikira wajah kayak gambar di pi*****st apa?!! Di unduh langsung bisa dipake, bisa di copy paste? Tidak semudah itu ferguso ..."
Cewek di samping kiri Azevan tadi pun hanya menatap sinis ke arah pacarnya yang akan segera bergelar mantan itu.
"Maka dari itu, aku lebih memilih selingkuh buat memperbaiki keturunan. Ya masa, nanti anak-anak aku kayak kamu?"
Azevan bergidik ketika cewek yang menyewanya itu memeluk lengannya erat. "Ya tuhan ... Segera rampungkan lah adegan ini ..." Batin Azevan dalam hati.
Si cowok tadi pun terlihat menangis, dan membuat Azevan semakin ingin tertawa terpingkal-pingkal.
"LO, GUE END!!! KITA PUTUS, FIX!!" Cowok bertubuh gempal itu kemudian berlari meninggalkan Azevan dan cewek di sampingnya ini dengan (mungkin) rasa kecewa.
Azevan sontak menjauhkan tangan cewek itu dari lengannya dan menjaga jarak.
"Clear, 'kan? Tugas gue udah selesai. Mana bayarannya?!!" Azevan mengulurkan tangannya dengan gaya seperti orang menagih hutang.
Bukannya memberi bayaran untuk Azevan, cewek itu justru menjabat tangan Azevan dengan lenjehnya. Cewek itu tersenyum manis, namun di mata Azevan senyuman itu terlihat menyeramkan.
"Senyuman lo kayak senyumannya Momo (hantu jepang bermulut sobek). Buruan kasih bayaran buat gue!!!"
"Ih ... Aa' Zevan ganteng. Kok gitu sih, bibir seksi gini kok."
"Seksi bibir bibirmu!!! Buruan, mana bayaran gue?!!"
"Ih ... Sabar dong A'!!" Pada akhirnya, cewek itu memberikan sebuah amplop yang pastinya sudah berisi uang bayaran Azevan.
"Thanks yak!!! Lain kali coba filler bibir, baru bisa gue bilang bibir lo seksi." Setelah berucap sedemikian, Azevan pergi begitu saja meninggalkan cewek bersuara emas kw itu.
•
••
•••
••••
•••
••
•
"Dapat berapa tadi Jep, banyak kagak?" Tanya Andora, yang kerap disapa Dora oleh teman-temannya itu, pada Azevan. Memanggil Azevan dengan panggilan Jepan yang memang nama panggilan Azevan di sekolahnya. Namun masih ada yang memanggilnya dengan nama 'Azevan/Zevan'.
"Seperti biasa, 100 ribu per-adegan. Lumayan lah, hari ini ada 3 cewek yang nyewa. Jadi dapat 300 ribu." Jawab Azevan dengan senyuman merekah. Membuat para cewek di kelas yang tengah memperhatikannya plonga-plongo, sangking tampannya Azevan.
"Emang, buat apaan dah Jep tuh duit? Ya kali mau lo buat foya-foya." Tanya Denis, Teman Azevan yang lainnya.
"Ke anak panti kalau nggak masukin kotak amal. Terus, kalau lapar ya pakai lah buat beli makan. Asik 'kan?" Jawabnya lagi, santai.
"Aww ... Aa' Zevan sweet banget deh."
"Uwu, senyumannya ... Kayak ngajakin nikah."
Dan berbagai celotehan kagum dari cewek-cewek yang ada di kelas Azevan. Dan Azevan membalas cewek-cewek itu dengan flying kiss mematikannya. DASAR BUAYA!!!
"Emang kagak haram gitu Jep? Takutnya lo diambil sama malaikat izroil. Entar gue kagak punya temen mancing lagi." Ucap Dora yang setelah itu sedikit menghindar karena Azevan yang menatapnya tajam.
"Ya kagak lah ... Kan cuma sewa-menyewa, dan gue nggak nyuri maupun ngepet. Yang gue lakuin juga bukan suatu dosa, melainkan bantuin orang. Ya nggak?"
Dora dan juga Denis hanya mengangguk, membenarkan ucapan Azevan.
"Pulang sekolah, lo berdua mau ikut gue kagak?"
"Kemana Jep?" Tanya Dora.
"PaHan!"
"Pahan apaan?!! Pohon? Dih, gue bukan monyet." Sahut Denis bergidik.
"Panti Asuhan, Suparmin!!"
•
••
•••
••••
•••
••
•
"Bang Jepan, lain kali bawa martabak lagi ya!!!" Seorang anak laki-laki yang usianya kira-kira 7 tahun-an itu berkata demikian sambil memakan martabak manis rasa coklat yang dibawakan oleh Azevan.
"Iya, lain kali abang bawain." Azevan tersenyum memandangi anak laki-laki itu.
Sudah sekitar 2 jam Azevan berada di Panti Asuhan ini. Panti Asuhan?!! Yang benar saja. Ya ... Memang begitu kenyataannya. Azevan sering berkunjung kemari hanya untuk membawakan makanan untuk anak-anak panti atau kebutuhan panti.
Azevan sering berkunjung kemari karena dulunya dia pernah tinggal disini sebelum pada akhirnya Azevan bertemu dengan kedua orang tuanya.
Flashback On
Jadi ... Dulu Azevan pernah terlibat dalam sebuah kasus penculikan saat usianya 6 tahun. Saat itu Azevan kecil sedang tersesat karena pergi bermain bersama teman-temannya. Namun akhirnya berhasil digagalkan oleh ibu panti yang tidak sengaja melihat Azevan kecil mau dipaksa untuk memakan permen yang sudah diberi obat tidur.
Ibu panti pun membawa Azevan pulang ke panti. Namun gagal menangkap penculikan yang kabur bersama rekannya sebelum si Ibu panti menelepon polisi.
Azevan kecil terus menangis karena tidak tahu jalan pulang dan juga nama orang tuanya karena dirinya selalu memanggil kedua orang tuanya dengan sebutan Ayah dan Bunda. Ibu panti pun berusaha membantu Azevan untuk menemukan siapa orang tuanya. Hingga hari-hari pun berganti, Azevan terlanjur nyaman berada di panti dan berkata bahwa dirinya tidak mau pulang dan ingin tinggal bersama teman-temannya di panti dan Ibu panti.
Namun beberapa hari kemudian, Ayah dan Bundanya datang untuk menjemput Azevan. Azevan yang rela tidak rela meninggalkan panti, akhirnya harus rela dan ikut pulang bersama Ayah dan Bundanya. Namun dengan syarat dirinya harus diperbolehkan untuk sering mengunjungi panti.
Flashback Off
Jadi begitulah ceritanya.
Azevan memutuskan untuk pulang karena sudah larut malam. Dirinya pun berpamitan pada Ibu panti dan juga anak-anak panti yang ada.
"Hati-hati di jalan ya, Nak. Jangan ngebut!" Nasihat Ibu panti pada Azevan.
"Iya, Bu. Kalau gitu Zevan pulang dulu. Assalamualaikum ..."
"Wa'alaikumsalam ..."
Semua anak panti sudah kembali ke kamar mereka untuk pergi tidur. Azevan merasa lega karena sudah mengunjungi panti hari ini. Dia juga bahagia karena Tuhan memberinya keluarga kedua.